Suara.com - Peneliti Utama BRIN, Siti Zuhro menyarankan agar Presiden Joko Widodo mempersiapkan masa pensiunnya sebagai kepala negara secara husnul khotimah.
Saran ini dilontarkan Siti Zuhro terkait pernyataan presiden yang dinilai mulai sibuk mengurusi calon presiden berikutnya yang akan menggantikannya.
"Menurut saya, Pak Jokowi ini sudah dua periode, berniatlah husnul khotimah. Tupoksi dia adalah bagaimana menyiapkan agar pemilu 2024 itu sukses jadi bukan merekrut calon presiden, bukan," kata Siti Zuhro dalam diskusi Publik Ngopi dari Seberang Istanah: Merangkum 2022 Menyambut 2023 yang dikutip Wartaekonomi.co.id --jaringan Suara.com (19/12).
Husnul Khotimah dalam konteks ini dijabarkannya sebagai mengakhiri tugas dengan baik dan bersih sebagai kepala negara.
Baca Juga: Pilpres 2024 Jokowi vs Surya Paloh, Anies Baswedan Disebut Cuma Boneka?
Zuhro menambahkan, isu-isu terkait pemilu sepert penundaan pemilu atau presiden tiga periode seharusnya bisa dikendalikan Jokowi, bukan dibiarkan.
"Jadi tugasnya itu, berarti bagaimana agar mensukseskan dan menjaga agar lembaga-lembaga tinggi Negara tadi itu MPR DPR DPD engga celamitan, pincang sendiri, rendah sendiri, mereka lupa bahwa apa yang disampaikan kepada public itu membuat keresahan baru, ketidakpastian," kata Zuhro.
Zuhro lantas mencontohkan mantan presiden BJ Habibie yang masih bertanggung jawab atas tugasnya sebagai kepala negara meski saat itu dibenci DPR.
"Pak Habibie waktu itu, tahun 1999 dia tahu dia tidak dipercaya DPR, ya sudah tapi dia lakukan Pemilu 1999 itu dengan penuh tanggung jawab. Nah saya kira Pak Jokowi harus melakukan hal yang sama supaya tidak terus-menerus terjadi kegaduhan," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi dinilai mulai mengurusi soal capres pengganti dirinya usai berakhinya masa jabatan 2024 nanti.
Baca Juga: Sandiaga Uno Siap Nyapres Tapi Masih Menunggu Prabowo Subianto
Jokowi menyampaikan sejumlah kriteria calon pemimpin ideal kala berpidato di hadapan para relawan. Mulai dari mencari capres yang mau melanjutkan program-program yang telah ada, hingga yang mau turun menemui rakyat alih-alih diam di ruangan ber-AC.