Suara.com - Presiden Jokowi memberikan wejangan dan wanti-wanti kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Dalam acara Konsolidasi Nasional yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta Jokowi meminta sejumlah hal kepada Bawaslu.
Tak hanya membuka acara secara resmi, Presiden Jokowi pun juga menyampaikan beberapa pesan untuk para panitia Bawaslu dan lembaga terkait dengan pemilu. Lalu, apa saja pesan Jokowi? Simak inilah selengkapnya.
1. Minta bawaslu jangan buat was- was pemilu
Sebagai komponen utama dalam mendukung penyelenggaraan pemilu, Jokowi pun meminta para anggota Bawaslu dapat bekerja secara kooperatif dan tidak membuat masyarakat "was-was" terhadap pemilu ini. Ia pun membagikan pengalamannya saat dipanggil oleh Bawaslu beberapa tahun yang lalu saat dirinya masih mencalonkan diri sebagai calon gubenur DKI Jakarta dan merasa grogi karena takut dengan staf Bawaslu.
"Bapak itu (Bawaslu) ditakuti dan disegani loh, jangan jadi badan pembuat waswas pemilu, yang membuat waswas masyarakat utuk memilih peserta pemilu untuk bersosialisasi. Artinya apa, ingar bingar pemilu harus tetap terasa sebagai bagian dalam kita," ungkap Jokowi.
2. Singgung soal hoax di media sosial
Tak hanya menyinggung soal kinerja Bawaslu, Jokowi juga ikut menyinggung soal adanya polisi siber yang akan mengawasi gerak gerik masyarakat selama pemilu berlangsung. Menurutnya, beberapa permasalahan besar yang dihadapi selama pemilu berasal dari media sosial.
"Pak Rahmat Bagja (Ketua Bawaslu) menyampaikan akan ada pengawasan media sosial, ada polisi sibernya di situ, karena memang problemnya sering dimulai dari medsos,"lanjut Jokowi.
3. Keterlibatan masyarakat dalam politik uang
Jokowi pun ikut mengungkap bahwa Bawaslu dan lembaga pemerintahan lainnya juga wajib melibatkan masyarakat dalam mengawasi adanya dugaan politik uang yang marak terjadi jelang pemilu. Ia pun mengungkap bahwa hal tersebut benar adanya, mengingat sepak terjangnya di dunia pemerintahan sudah sejak 10 tahun yang lalu.
“Partisipasi masyarakat ini akan mempermudah tugas Bawaslu. Penting ini. Partisipasi masyarakat ini salah satunya penting dalam mengawasi praktek politik uang" ujar Presiden Indonesia ke - 7 ini.
4. Pesan soal pengawasan pemilu dan pelanggaran
Pemilu yang marak dengan iming-iming kepada masyarakat ini juga diingatkan Jokowi sebagai salah satu tantangan Bawaslu. Ia pun meminta agar pemilu dapat dilakukan secara transparan dan diperhatikan setiap pelanggarannya.
"Perhatikan (pelanggaran) satu per satu, jangan ada yang terlewat,"kata Jokowi.
5. Tekankan soal DPT pemilu
Hal yang paling riskan juga dibahas oleh Jokowi, yaitu jumlah daftar pemilih tetap yang semakin lama semakin mencurigakan karena jumlahnya yang bisa timpang antara data asli dan data yang bisa dimanipulasi.
"Soal daftar pemilih tetap (DPT). Tiap pemilu, selalu menjadi polemik, selalu jadi bahan untuk menuding ada kecurangan, selalu diulang-ulang," tambah Jokowi.
6. Minta KPU- Bawaslu buat aturan yang jelas
Pasal dan peraturan yang berlaku kepada setiap peserta pemilu ataupun pemilih diminta Jokowi harus dibuat dan disampaikan secara jelas agar tidak ada misinformasi dan dimanfaatkan untuk hal yang buruk.
"Aturannya jangan banyak tafsir, apasih, buat aturan yang gamblang, yang jelas, sehingga kalau berikan peringatan juga jelas. Kamu salah karena ini, jangan ditafsir yang aneh-aneh Gedok-nya itu jelas, ini salah, seperti itu," ujar Jokowi menutup sambutannya.
Kontributor : Dea Nabila