Masih Marah, Pakar Mikro Ekspresi Lihat Sambo Tak Tulus saat Minta Maaf: Malah Menyalahkan Institusi

Minggu, 18 Desember 2022 | 20:06 WIB
Masih Marah, Pakar Mikro Ekspresi Lihat Sambo Tak Tulus saat Minta Maaf: Malah Menyalahkan Institusi
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo, mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (13/12/2022). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Mikro Ekspresi Monica Kumalasari melihat suara Ferdy Sambo lebih halus dan lebih renda, berbeda ketika di awal yang menggunakan intonasi sangat powerful.

Dalam penyampaian perkataannya, Monica memperhatikan ada getaran dan keraguan dari suara Ferdy Sambo.

Sehubungan dengan permintaan maafnya baru-baru ini, Ferdy Sambo dinilai masih memiliki kemarahan. Tak hanya itu, Ferdy Sambo bahkan terlihat malah menyalahkan institusi.

"Ketika mengatakan permohonan maaf, tetapi masih ada mikro ekpresi kemarahan yang disampaikan, yang terlihat dari bibir," ungkap Monica dikutip Suara.com dari tayangan KOMPAS TV, Minggu (18/12/2022).

Baca Juga: Hendra Kurniawan Blak-blakan Terima Perintah Ferdy Sambo: Aib Mbakmu Supaya Nggak Gaduh

"Dia juga masih justru menyalahkan kepada institusi yang justru menjatuhkan hukuman kepada para rekan-rekan adik-adiknya ini," sambungnya.

Monica menjelaskan bahwa hal tersebut terlihat dari gestur Ferdy Sambo yang menaik turunkan tangan seraya berucap 'mereka (anak buah) nggak tahu apa-apa'. Gestur tersebut dinilai sebagai suatu gaya instruksional.

"Seperti juga Sambo ketika justru menyalahkan Eliezer, seperti itu," terangnya.

Menurut Monica, permintaan maaf Ferdy Sambo terlihat tak begitu tulus. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, permintaan maaf Sambo sendiri masih ada ekspresi atau emosi kemarahan di dalamnya.

Monica menyebut permintaan maaf itu menjadi kontra profuktif antara kesan yang ingin disampaikan dengan bahasa non verbal yang Sambo tunjukkan.

Baca Juga: Sering Nangis saat Sidang, Pakar Nilai Putri Candrawathi Tak Seperti Mengalami Trauma: Bukan Korban!

"Jadi tidak terlihat genuine/tulus dalam menyampaikan permohonan maafnya, padahal Ferdy Sambo secara verbal pun menggunakan kata dosa dna sebagainya. Sehingga seakan-akan bahwa ini merupakan pilihan kata yang sudah sangat paling tinggi, ketika seseorang meminta maaf," jelas Monica.

"Nah ini yang juga menjadi tidak common/umum, secara verbal mengatakan dosa tetapi di bahasa non-verbalnya masih bersama dengan emosi-emosi kemarahan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI