Sering Nangis saat Sidang, Pakar Nilai Putri Candrawathi Tak Seperti Mengalami Trauma: Bukan Korban!

Minggu, 18 Desember 2022 | 12:55 WIB
Sering Nangis saat Sidang, Pakar Nilai Putri Candrawathi Tak Seperti Mengalami Trauma: Bukan Korban!
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Mikro Ekpresi Mocina Kumalasari ikut menyoroti gestur dan wajah Putri Candrawathi yang kerap kali menangis di persidangan.

Istri Ferdy Sambo itu sudah berulang kali menangis, ketika bercerita mengenai pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh Brigadir J.

Monica menjelaskan jika seseorang mengalami dan merasakan pengalaman yang traumatis, maka akan ada ekspresi-ekspresi muncul di wajahnya.

Sementara itu, Putri Candrawathi dinilai tak menunjukkan sosok yang mengalami pengalaman traumatis sejak awal.

Baca Juga: Putri Candrawathi Bohong Lagi, Ternyata Menangis di Depan Hakim Bukan Gegara Pemerkosaan

"Yang terlihat pada ibu Putri ini tidak ada perubahan gestur, mulai dari awal sampai dengan selama persidangan ini," kata Monica dikutip Suara.com dari tayangan KOMPAS TV, Minggu (18/12/2022).

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo berpelukan dengan istrinya yang juga terdakwa Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (13/12/2022). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta].
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo berpelukan dengan istrinya yang juga terdakwa Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (13/12/2022). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta].

Putri dianggap tak menunjukkan sebagai sosok yang mengalami trauma, yang biasanya terlihat dari sejumlah aspek dalam dirinya ketika membicarakan pengalaman buruknya tersebut.

"Artinya, tidak melibatkan faktor-faktor emosi yang terlihat baik melalui mikro ekspresi, gestur, dan bahkan suaranya juga," lanjutnya menambahkan.

Monica menyampaikan ketika Putri menceritakan peristiwa pelecehan seksual, ia tak membeberkan detail kejadian yang dialami.

Ia lau menjelaskan jika detail pelecehan dalam tipe memori disebut dengan episodic memory. Akan tetapi Putri justru tak menceritakan mengenai detail episodicnya.

Baca Juga: 10 Tokoh Terpopuler Google Tahun 2022, Ada Cipung Putra Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

"Beliau tidak bisa menceritakan secara detail bahkan ketika detail diceritakan maka emosinya juga akan keluar. Tetapi yang ada adalah justru keluar dari detail tersebut," jelas Monica.

Saat bercerita mengenai pelecehan seksual, Putri malah menceritakan apa yang berada di luar episodic memory dan mengatakan hal tersebut merupakan trauma.

Putri Candrawathi menangis setelah bercerita soal pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J di Magelang. (Suara.com/Rakha)
Putri Candrawathi menangis setelah bercerita soal pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J di Magelang. (Suara.com/Rakha)

Lalu, Monica menyampaikan bawa seseorang yang memiliki trauma, tak dalam kendali atau kontrol untuk mengatakan bahwa hal tersebut adalah trauma.

Seseorang yang mengalami trauma dikatakan akan lebih memperlihatkan respon melalui bahasa non-verbal.

Hal ini dinilai terlihat berbeda dengan apa yang diperlihatkan Putri, yang menggunakan bahasa verbal.

"Karena anda tidak tahu bagaimana rasanya orang mengalami hal yang traumatik gitu ya. Jadi responnya adalah melalui bahasa non-verbal dan bukan melalui bahasa verbal seperti yang Putri sampaikan di persidangan," tuturnya.

Pernyataan dan sikap Putri itu dianggap seakan menggiring opini bahwa dia mengalami trauma, tapi bahkan istri Sambo itu tak menceritakan detail yang terjadi.

"Beliau bukan menjadi korban dari kondisi tersebut, tetapi justru malah pihak eksternal yang menilai kondisi tersebut," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI