Witt didakwa dengan dua tuduhan spionase dan kejahatan lainnya. Jaksa menuding Witt membantu pemerintah Iran dalam upaya penangkapan yang menargetkan mantan rekannya. Penyelidik juga mengatakan dia memberi informasi rahasia kepada Iran tentang operasi intelijen Amerika. Hingga 2019 lalu, dia diyakini masih berada di Iran.
Menurut jaksa penuntut, kasus Witt adalah salah satu di antara beberapa kasus yang terjadi di AS, di mana negara asing, khususnya China telah berusaha merekrut mantan pejabat militer atau agen intelijen AS.
"Kasus yang diungkap hari ini menyoroti bahaya bagi profesional intelijen kami dan sejauh mana musuh kita akan mengidentifikasi mereka, mengekspos mereka, menargetkan mereka, dan, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, pada akhirnya mengubah mereka melawan negara sendiri yang mereka telah bersumpah untuk melindunginya," kata kepala divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman, John C. Demers dalam pernyataannya pada Februari 2019 lalu sebagaimana dilansir dari The New York Times.
Surat perintah penangkapan Witt dikeluarkan pada 13 Februari 2019, departemen kehakiman mengungkapkan bahwa ia juga mengambil perinciannya tentang agen-agen kontra-intelijen AS ketika pindah ke Iran pada 2013.
Mereka juga mengklaim bahwa Witt telah memberikan data kepada peretas Iran. Dalam dakwaan, empat peretas juga didakwa bersama Witt. Mereka adalah Behzad Mesri, Mojtaba Masoumpour, Mohamad Paryar, dan Hossein Parvar.
Mereka dituduh berusaha membuat perangkat lunak mata-mata di komputer. Juga, mereka menuduh berencana melakukan pencurian identitas milik rekan kerja Witt.
Pengadilan Distrik AS di Washington, DC, menuduh Witt telah berkomplot untuk memberikan informasi pertahanan nasional dengan pemerintah asing dengan tujuan untuk melukai AS.
Masuk Islam

Seseorang yang akrab dengan kasusnya mengatakan, Witt mengaku tidak puas ketika bekerja untuk Angkatan Udara AS dan terpikat dengan budaya Persia dan masuk Islam.
Baca Juga: Soal Polemik Intel Nyamar Jadi Wartawan, Polri Jamin Kebebasan Pers Tak Terganggu
Pada awal 2012, dia pergi ke Iran untuk menghadiri konferensi yang disebut Hollywoodism. Para jaksa penuntut mengatakan konferensi itu disponsori Korps Pengawal Revolusi Islam, sebuah pasukan paramiliter elit Iran, dan dimaksudkan untuk mempromosikan propaganda anti-Amerika.