Suara.com - Nilai tes kejujuran terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J, Putri Candrawathi, menjadi sorotan publik.
Menurut ahli poligraf, Putri mendapat nilai -25 dan terindikasi berbohong. Skor ini juga lebih buruk daripada penilaian ahli poligraf terhadap sang suami, Ferdy Sambo.
Tak pelak kesaksian Putri semakin diragukan, termasuk pengakuannya soal diperkosa, dianiaya, serta dibanting sebanyak tiga kali oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah Magelang.
Sebagai pengingat, Putri sampai menangis saat menceritakan hal ini di hadapan majelis hakim. Namun tangisannya juga disangsikan banyak orang, yang kekinian coba diartikan oleh Psikolog Poppy Amalya.
Baca Juga: Pedih! Ferdy Sambo 'Rela Berkorban' Bunuh Yosua, Malah Dibentak Putri Candrawathi: Kenapa Saya...
Hal ini seperti diungkap Poppy di program Perempuan Bicara di kanal YouTube tvOneNews. Menurut Poppy, tangisan Putri diduga bukan terkait dugaan pemerkosaan yang dialaminya.
Awalnya Poppy menyoroti Putri yang menunduk ketika menjelaskan pemerkosaan dan penganiayaan yang dialaminya di rumah Magelang.
"Kalau orang diperkosa, selain nunduk, lihat lagi ke atas, lalu nunduk lagi. Jadi yang disampaikan ini bisa jadi pengalaman emosional, bisa diasumsikan malu, jadi antara yang diucapkan dengan statement dalam pikirannya kontraindikasi," jelas Poppy, dikutip pada Sabtu (17/12/2022).
"Tapi yang herannya, menangis ini muncul pada saat statement 'kalaupun...' (menjelaskan) kepolisian tidak men-support-nya, dalam artian memberi penghargaan (kepada Brigadir J), di situ menangisnya," sambungnya.
Sebagai pengingat, Putri memang sempat mengungkap rasa tidak terimanya karena Polri mengizinkan Brigadir J dimakamkan secara dinas padahal diduga sudah memerkosanya.
Baca Juga: Ngotot Cuma Richard Eliezer yang Tembak Yosua, Ferdy Sambo Dicecar Hakim: Anda Polisinya Polisi!
"Harusnya pada saat me-recall memori perkosaan, dilecehkan, itu nangis, biasanya. Mungkin nangis, mungkin gemetaran, namanya pengalaman diperkosa, dilecehkan, mau di kejadian 10 tahun kalau recall pasti gemetaran," jelasnya.
Menurut Poppy, Putri malah tidak menangis ketika menceritakan pemerkosaannya. Istri Sambo itu malah baru meneteskan air mata saat mengungkit penghargaan Polri untuk Brigadir J.
Poppy menyebut orang awam cenderung bisa memercayai cerita Putri karena biasanya akan mengambil kesimpulan di akhir, apalagi karena diperkuat dengan cucuran air matanya.
Namun dalam kacamatanya sebagai ahli psikologi, mikro ekspresi harus dianalisis dari setiap kata. Sehingga bisa diasumsikan tangisan Putri bukan akibat trauma mengingat pemerkosaan yang diduga dilakukan Brigadir J kepadanya.