Suara.com - Anies Baswedan menjadi perbincangan terkait pernyataannya soal baju batik.
Sebuah video tentang ucapannya soal baju batik pelanggaran beredar dan menimbulkan kesalahpahaman.
Video yang disebarkan melalui media sosial Twitter itu pun menuai reaksi dari masyarakat. Dalam video tersebut, Anies mengatakan, "Dan yang namanya batik itu dipakainya kain, bapak ibu. Batik itu dipakainya untuk sarung. Tidak baik. Tidak ada orang pakai batik di buat baju,".
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini fakta-fakta ucapan Anies soal baju batik pelanggaran.
Baca Juga: Sikap Tegas Anies dan NasDem Menentang Kebijakan Pemerintahan Jokowi Dinanti, Beranikah Mereka?
1. Dugaan Mengabarkan Sebaiknya Batik untuk Pakaian Bagian Bawah Bukan Baju
Dalam video yang tersebar dan telah dipotong, Anies Baswedan terlihat mengatakan dan menegaskan bahwa batik. Anies menekankan seharusnya batik digunakan untuk pakaian bagian bawah atau sarung. Anies menekankan tidak ada batik itu untuk baju.
"Di mana-mana itu batik dipakainya untuk sarung tidak ada batik untuk baju," kata Anies. Hal ini pun dianggap sebagai pelanggaran.
2. Dugaan Kain Batik untuk Baju adalah Pelanggaran yang Menjadi Kebiasaan Baru
Anies juga menekankan pemakaian batik yang digunakan untuk baju itu dianggap sebuah pelanggaran.
Baca Juga: Kiky Saputri Blak-blakan Beberkan Pejabat Paling Bikin Stres untuk di Roasting, Ternyata Sosok Ini!
"Pelanggaran itu sekarang jadi kebiasaan baru," tutur Anies.
3. Anies Mengunggah Video Full untuk Menanggapi
Akun Twitter @NUGarisLucu mengunggah video Anies Baswedan yang menyampaikan terkait pelanggaran menggunakan batik sebagai baju. Video itu pun sempat viral dan Anies pun memberi tanggapan.
Anies Baswedan menanggapi dengan mengunggah video lengkap ketika ia sedang berpidato di kampus UMI.
“Cek video lengkapnya dulu yuk, Min @Nugarislucu. Sampaikan kebenaran walaupun itu kurang lucu #ABW" cuit Anies.
4. Anies Mengklarifikasi Diksi
Dalam video lengkap yang diunggah Anies Baswedan itu, ia juga menekankan terkait Anies yang awalnya mengngatkan agar masyarakat mendorong perubahan kebiasaan. Kemudian, ia mengilustrasikan perubahan kebiasaan dengan ‘pelanggaran pakem’.
Anies Baswedan pun menyontohkan penggunaan kain batik pada jaman dahulu dengan sekarang. Diksi ‘pelanggaran’ yang digunakan bermaksud sebagai konotasi positif yang mampu mendobrak kebiasaan.
Anies menjelaskan, dahulu batik digunakan sebagai kain bawahan. Itu adalah pakem pada jaman dahulu. Kemudian, pakaian pria juga kemeja polos.
Kemudian ada yang mengambil keputusan agar kain batik bukan sebagia bawahan saja tetapi menjadi kemeja. Oleh karena itulah, Anies menyontohkan transisi anggapan pada jaman dahulu yang menganggap itu adalah pelanggaran.
"Kain itu yang dipakainya di bawah, dipakai untuk baju. Dan ketika pertama kali orang menggunakan orang menengok, 'ini enggak sopan, ini pelanggaran, enggak ngerti pakem'. Tapi diikuti banyak orang. Sekarang jadi banyak batik identitas Indonesia," katanya.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma