Suara.com - Eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dicecar banyak pertanyaan ketika menjadi saksi untuk terdakwa obstruction of justice Irfan Widyanto, Jumat (16/12/2022).
Alhasil sejumlah kisah terungkap di persidangan tersebut, termasuk soal kemarahan istri Sambo, Putri Candrawathi. Rupanya mereka sempat bertengkar setelah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dieksekusi mati pada 7 Juli 2022.
Hal ini terungkap saat Sambo ditanya perihal laporan dugaan kekerasan seksual yang dialami Putri di rumah Duren Tiga. Laporan tersebut sudah dihentikan penyidikannya meski kubu Sambo bersikeras kekerasan seksual benar-benar terjadi tetapi di rumah Magelang.
![Eks Kadiv Propam Ferdy Sambo saat bersaksi dalam persidangan obstruction of justice kasus Brigadir Yosua dengan terdakwa Irfan Widyanto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2022). [Bidik layar/Rakha]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/16/17713-eks-kadiv-propam-ferdy-sambo.jpg)
Laporan kekerasan seksual di rumah Duren Tiga itu yang disebut sebagai laporan palsu. Putri sendiri mengaku dipaksa oleh Sambo untuk melaporkan peristiwa palsu tersebut ke Polres Jakarta Selatan.
Kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri Jaksel, Sambo mengaku memaksa membuat laporan palsu demi mengelabui penembakan yang menewaskan Brigadir J.
"Itulah penyelesaian saya. Istri saya juga sebenarnya tidak mau. Tapi karena saya percaya diri, karena tidak mungkin ada akibat kalau tidak ada penyebab," tutur Sambo, dikutip pada Sabtu (17/12/2022).
"Kan saya sudah akui semua, bahwa itu tidak benar. Kejadian yang sebenarnya adanya di Magelang," sambungnya.
Perkara laporan kekerasan seksual ini pula yang membuat Sambo dan Putri terlibat pertengkaran. Rupanya Putri tidak ingin kekerasan seksual yang dialaminya tersebar. Padahal Sambo memerlukan alasan tersebut untuk menutupi penembakan yang diklaim dilakukan demi melindungi martabat sang istri.

"Tanggal 8 malam, tanpa seizin istri saya, saya sudah membocorkan ada peristiwa pelecehan di Duren Tiga," beber Sambo.
Baca Juga: Sosok Dua Jenderal yang Ditelepon Ferdy Sambo Usai Brigadir J Tewas
"Tanggal 9 pagi, saya sampaikan istri saya marah, 'Kenapa saya harus dibawa-bawa?' Tapi saya bilang, 'Nggak mungkin kita cabut berita acara, nggak mungkin saya tarik, ya kita jalani saja semua, saya tanggung jawab'," tuturnya melanjutkan.