Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah menjadi perbincangan lagi. Setelah sebelumnya lupa dengan lirik lagu Maju Tak Gentar, kini dianggap tak mampu membedakan kain jarik dengan batik.
Pada video yang diunggah oleh @MurtadhaOne1 terlihat Anies Baswedan sedang berada di podium dan mengatakan,“Dan yang namanya batik itu dipakainya kain, bapak ibu. Batik itu dipakainya untuk sarung. Tidak baik. Tidak ada orang pakai batik di buat baju," ujar Anies.
“Kain itu yang dipakai di bawah, dipakai untuk baju. Dan ketika pertama kali digunakan, orang menengok ini tidak sopan. Ini Pelanggaran.Diikuti banyak orang. Sekarang jadi baju batik identitas Indonesia. Pelanggaran itu,” imbuh Anies.
Lantas, apa sih sebenarnya perbedaan kain jarik dan batik?
Baca Juga: Indonesia Bakal Hancur Kalau Anies Baswedan Jadi Presiden 2024, Ruhut Sitompul: Benar! Ngeri Kali!
Perbedaan Kain Jarik dan Kain Batik
Tidak ada perbedaan spesifik mengenai kain jarik dan kain batik. Perbedaan kain jarik dan batik cenderung pada fungsinya. Kain jarik juga banyak yang bermotif batik. Kain jarik biasanya digunakan untuk bawahan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Jawa. Sedangkan penyebutan batik, fungsinya dapat bergantung pemak
Kain jarik merupakan salah satu jenis kain asal Indonesia khususnya Pulau Jawa. Pada umumnya, kain ini digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Timur.
Kain batik dan kain jarik adalah material busana yang sama. Terkadang hadir dengan corak yang berbeda-beda.
Kain jarik lebih banyak digunakan pada acara resmi atau prosesi adat budaya. Coraknya pun beragam dan inovatif seiring berkembangnya jaman.
Karya kain jarik dan kain batik terkadang terinspirasi dari berbagai hal. Salah satunya yakni motif batik Parang Lereng seperti huruf S yang menurun.
Motif huruf S yang tak putus-putus ini terinspirasi dari gelombang laut. Ombak laut yang terus menerus datang menginspirasi tak putusnya corak ini.
Makna masing-masing corak batik pun beragam. Mulai dari ketajaman berpikir hingga adanya kepemimpinan. Motif batik ini dulunya tak boleh digunakan sembarang orang dan hanya boleh kerabat kerajaan. Besar kecil motif batik menunjukkan status sosial di lingkungan keraton.
Kain batik juga dapat diubah menjadi berbagai model busana lain. Sementara itu, kain jarik juga bisa berfungsi sebagai alat untuk menggendong bayi, selain dipakai untuk padu padan busana adat jawa.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma