Suara.com - Kehadiran Putri Candrawathi dalam rentetan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kerap memunculkan drama.
Bahkan pengakuan awal Putri terkait motif suaminya, Ferdy Sambo menghabisi nyawa Yosua gegara dituduh melakukan pelecehan seksual terhadapnya juga penuh dengan drama dan intrik.
Kini, Putri kembali menuai drama terkait dengan hasil tes poligraf yang mencapai angka rendah sehingga bisa dinilai sebagai berbohong atau tak lulus tes kejujuran tersebut.
Putri yang disinyalir membohongi tes poligraf tersebut juga ditambahi dengan bumbu drama terutama saat dirinya dinilai bohong saat ditanya tentang perselingkuhannya.
Adapun berdasarkan pengakuan Sambo, ia tega menghabisi nyawa Yosua yang merupakan ajudannya setianya sendiri lantaran sang Brigadir dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap Putri.
Motif yang diklaim oleh Sambo tersebut juga kerap menemukan polemik dan drama, sebab banyak kejanggalan yang ditemukan. Beberapa pihak yang melakukan penyidikan seperti Kepolisian juga sempat beberapa kali menyatakan tak menemukan unsur pelecehan yang dilakukan oleh mendiang Yosua.
Kendati demikian, Putri dan Sambo kukuh bahwa Yosua melakukan pemerkosaan.
Bahkan Putri menuding Yosua sempat memberi ancaman hingga membanting tubuhnya.
"Mohon maaf, Yang Mulia, mohon izin. Yang terjadi adalah memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan juga penganiayaan, dan membanting saya tiga kali ke bawah. Itu yang benar-benar terjadi," klaim Putri di depan majelis hakim.
Baca Juga: Irfan Ngaku Tak Pernah Bertugas di Satgas Merah Putih Era Sambo, Kubu Agus Nurpatria Tercengang
Menambah bumbu drama, Putri sempat mengaku laporan pelecehan seksual yang ia buat di bawah paksaan suaminya meski kukuh mengaku diperkosa Yosua.