"Harusnya sediakan saja penantang Anies, bukan penjegal Anies. Mending penantangnya yang dibikin bagus, supaya naik ring tinju nggak ronde pertama KO," sambungnya.

"Kalau bahasa hukumnya kira-kira de facto ya, rakyat sudah mulai menginginkan Anies," jawab Hersubeno Arief.
"Iya, de facto Anies sudah jadi presiden," sahutnya, menyebut Anies saat ini hanya dibatasi oleh kewajiban memenuhi persyaratan elektoral seperti pemilu. "Tapi faktual sudah jadi presiden."
Rocky mendasarkan pernyataannya ini pada masifnya massa Anies yang berkumpul di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.
"Misalnya di Kabupaten Pangkep itu orangnya begitu masif dan menyatakan pilihan nggak ada lain selain Anies. Itu memang suatu fasilitas yang memang disediakan oleh sejarah, bukan disediakan oleh politik," ujar Rocky.
"Nah politik justru mempercepat sejarah mengarahkan suara pada Anies. Rumus sosiologinya begitu," tandasnya.

Di sisi lain, massa relawan Anies di Kabupaten Pangkep sempat menjadi bulan-bulanan pegiat media sosial Mohamad Guntur Romli. Politikus PSI itu menyebut massa berkumpul di Kabupaten Pangkep karena ada acara bagi-bagi hadiah.
"Setelah naik pesawat jet pribadi yang mewah kemana-mana, kini untuk mengumpulkan orang bagi-bagi hadiah, dari mobil, umroh, motor, dll. Terus ANIES HALU bilang 'datang dengan sukarela'," cuit Guntur Romli di Twitter-nya.
Baca Juga: Tak Masalah Slogan DKI Diganti, Relawan: Petanda Setelah Anies Bawa Jakarta Sukses, Indonesia Sukses