Suara.com - Putri Candrawathi tampak kerap kali menangis ketika memberikan kesaksiannya dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir J.
Hal itu kembali terjadi ketika Putri Candrawathi memberikan tanggapan soal keterangan ahli poligraf atau lie detector yang didatangkan di sidang pada Rabu (14/12/2022).
Dalam tanggapannya itu, Putri langsung menunjukkan ucapannya ke ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid. Putri mengeluhkan pemeriksaan yang dilakukan oleh ahli poligraf, yang membuatnya merasa keberatan.
"Untuk poligraf bapak Aji, waktu itu saya diperiksa oleh dua orang. Salah satunya bapak Aji ini, saya di ruangan tertutup yang kedap suara dengan dua orang pria," kata Putri dikutip Suara.com dari tayangan KOMPAS TV, Rabu (14/12/2022).
"Dan saya diminta menjelaskan kejadian dari tanggal 2 sampai 8 Juli, tanggal 7-nya saya berhenti. Saya menyampaikan ke dua orang yang bertanya. Saya tidak sanggup karena saya tidak mau menceritakan tentang kejadian rasa tersebut," sambungnya.
Akan tetapi, Putri menyebut bahwa salah satu pemeriksa mengatakan harus menceritakan peristiwa tanggal 7 Juli 2022 yang ia alami.
Pemeriksa yang meminta ke Putri tersebut dikabarkan adalah ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid. Istri Ferdy Sambo itu menyebut bahwa Aji meminta dirinya cerita karena sudah ada di ruang pemeriksaan tersebut.
"Saya menangis, karena di dalam ruangan itu hanya ada dua orang pria. Saya harus menceritakan peristiwa kekerasan seksual yang saya alami tanpa didampingi oleh psikolog di dalam ruangan tersebut," ujar Putri dengan suara bergetar.
Kendati Putri merasa keberatan dengan permintaan Aji, istri Ferdy Sambo itu tetap menceritakan kejadian tanggal 7 Juli yang dia alami.
Sebab, Putri mengaku takut jika disebut tidak bisa bekerja sama dalam pemeriksaan tersebut.