Dobel Apes usai Digebuki Anak Jalanan, Cerita Indra Malah Diminta Uang Rp2,5 Juta saat Bikin Laporan di Polsek Ciracas

Rabu, 14 Desember 2022 | 16:32 WIB
Dobel Apes usai Digebuki Anak Jalanan, Cerita Indra Malah Diminta Uang Rp2,5 Juta saat Bikin Laporan di Polsek Ciracas
Dobel Apes usai Digebuki Anak Jalanan, Cerita Indra Malah Diminta Uang Rp2,5 Juta saat Bikin Laporan di Polsek Ciracas. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukannya ditolong, Indra (38) warga Sambas, Kalimantan Barat mengaku sempat diminta uang sebesar Rp2,5 juta saat hendak melaporkan peristiwa pencurian dan pengeroyokan ke Polsek Ciracas, Jakarta Timur. 

Indra mengaku dikeroyok sejumlah anak jalanan setelah ponselnya dicuri para pelaku di perempatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Sabtu (10/12/2022) lalu. 

Namun, saat melaporkan peristiwa itu, Indra mengaku ada anggota polisi yang saat itu bertugas di Polsek Ciracas yang meminta uang kepada dirinya sebesar Rp2,5 juta.

Setelah dikeroyok sekelompok anak jalanan, Indra mengaku sempat ada orang yang membantu mengantarnya ke Polsek Ciracas untuk buat laporan. Kemudian, Indra bertemu dengan dua orang yang diduga petugas. Keduanya tanpa mengenakan seragam.

Baca Juga: Satu Petugas Operator Tewas Tertembak dan Dua Unit Mobil Polisi Dibakar OPM di Kabupaten Yapen

Menurut Indra, satu dari dua orang itu mengenakan kaos bertuliskan Polisi. Sedangkan, satu anggota lain hanya mengenakan jaket hitam.

Saat hendak melaporkan kasus itu, satu dari dua petugas itu meminta Indra melampirkan bukti kepemilikan ponsel seperti nomor Imei, kardus dan nota pembelian.

"Pas udah sampai di Polsek Ciracas, saya sempat ngobrol sama 2 orang. Satu pakai kaos polisi, satunya lagi pake jaket hitam,” kata Indra, kepada Suara.com, lewat pesan elektronik, Rabu (14/12/2022).

"Kata bapak yang pakai jaket hitam, jika saya ingin masukin laporan syaratnya harus ada bukti IMEI HP yang hilang, kotak juga notanya harus di-fotoin, terus biayanya Rp2,5 juta. Bisa bayar nanti katanya,” tambah Indra.

Sayangnya, Indra tidak sempat menanyakan nama anggota polisi yang meminta uang dengan dalih biaya pelaporan. Indra hanya mengingat ciri-ciri fisik anggota itu.

Baca Juga: Dor! Dor! Dor! Tegangnya Situasi Rombongan Polisi Dihujani Tembakan di Papua

"Gak sempat nanya (nama). Ciri-cirinya berkulit hitam, kumisan dikit, pake jaket hitam kaya (jaket) kulit gitu. Usianya sekitar 50 tahun, dia gak pakai seragam,” jelas Indra.

Indra yang saat itu, belum memiliki persyaratan dan uang yang diminta oleh oknum tersebut, kemudian memilih pulang ke indekos temannya di wilayah Pinang Ranti.

Sesampainya di indekos, dia menelpon temannya di kampung halaman, Sambas, Kalimantan Barat. Untuk membantunya mengirim foto bukti kepemilikan agar bisa membuat laporan kehilangan.

"Setelah di kosan, saya nelepon teman yang di kampung minta di-fotoin syarat-syarat-syarat yang diminta,” kata Indra.

Keesokan harinya, Indra kembali mendatangi Polsek Ciracas. Ia kemudian bertemu petugas dan sempat ngobrol di ruangan di lantai atas bangunan polsek tersebut.

Indra mengaku sempat ditanya-tanya soal peristiwa pengeroyokan dan pencurian HP oleh petugas di kantor polisi itu.

Dalam obrolannya dengan petugas, Indra mengaku sempat mengungkit soal nominal uang yang disebut untuk biaya pelaporan. Petugas itu mengatakan jika tidak ada pungutan biaya saat warga membuat laporan ke polsek itu.

“Kalau yang versi malam diminta bayar Rp2,5 juta, pas siang kata bapak polisi itu, gak bayar. Disitu saya ngerasa bingung. Bingungnya, yang bilang bayar itu polisi atau bukan,” ungkap Indra.

Polemik soal masalah Indra tidak sampai di situ. Indra ternyata harus melampirkan bukti kepemilikan secara fisik. Tidak bisa jika hanya berupa foto.

“Polisi bilang, kalau mau masukin laporan bukan foto tapi kardusnya langsung, terus kalau lagi proses saya gak bisa ke mana-mana. Sedangkan kerjaan saya ada di Sambas (Kalbar). Saya jadi bingung,” jelasnya.

Tidak hanya itu, petugas juga meminta Indra untuk mengadirkan saksi sebelum dan saat pencurian dan pengeroyokan itu terjadi. Namun saat itu Indra yang seorang diri, menyebut hal itu merupakan hal yang mustahil lantaran ia saja repot melindungi diri saat pengeroyokan.

"Dia bilang kardus HP-nya harus nyampe Jakarta dulu, baru bisa dibantu. Saat proses saya diminta saksi sebelum, saat dan sesudah kejadian. Gimana saya mau ada saksi, sayanya dikeroyokin,” ungkapnya.

Reaksi Kapolsek

Terpisah, Kapolsek Ciracas Kompol Jupriono mengklaim pihaknya sama sekali belum menerima laporan dari Indra. Namun, dia mengklaim telah memerintah anak buahnya untuk mengusut kasus tersebut tanpa menunggu korban membuat laporan.

"Korban belum buat laporan, tapi Kanit Reskrim lagi menelusuri peristiwa itu. Nanti perkembangan kita kasih,” kata Jupriono, saat dihubungi Suara.com, Rabu.

Jupriono juga membantah jika ada anggotanya yang meminta biaya kepada korban terkait pembuatan laporan.

"Gak ada, bohong banget itu. Fitnah nanti kalau gak bener malah berbalik. Suruh ketemu saya, kalo ada biar saya angkut anggota itu,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI