Pemberian gelar kepangkatan ini juga menjadi perhatian para pengamat militer. Khairul Fahmi, pengalat militer dari ISESS mengungkap tidak dapat melihat secara jelas urgensi dari pemberian pangkat kepada Deddy Corbuzier ini. Ia pun mengaku bukan meragukan kontribusi Deddy, melainkan soal pangkat yang diberikan.
"Potensi kontribusinya (Deddy) tidak kita ragukan, tapi mengapa harus dengan pemberian pangkat tituler? Saya kira penghargaan, penunjukan sebagai duta bela negara sudah cukup memadai" ungkap Fahmi.
Respons calon Panglima TNI baru
Laksamana Yudo Margono selaku calon Panglima TNI pun mengungkap komentarnya soal pemberian pangkat kepada Deddy Corbuzier ini. Ia pun mengungkap bahwa Deddy pun tidak perlu datang ke kantor TNI AD setiap harinya, hanya perlu datang jika ada keperluan penting saja.
"Kayak saya, biasa gitu (datang ke kantor)? Enggak harus, tergantung kebutuhan" ujar calon Panglima TNI ini.
DPR berikan komentar
DPR RI pun ikut menyoroti pemberian pangkat ini. Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid pun mengaku bahwa pihaknya pun belum tahu dasar pemberian gelar militer kepada Deddy Corbuzier ini.
"Makanya ini kan kriteria ini tidak jelas kami belum tahu apa. Makanya itu yang harus dikomunikasikan ke publik apa tugasnya sebagai perantara komunikasi ke publik kita juga belum tahu," kata Meutya di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa (13/12/2022).
Kontributor : Dea Nabila