"Ya kurang mudah dipahami, karena pada dasarnya seluruh wilayah Indonesia ini adalah untuk Indonesia dari zaman Indonesia merdeka. Pasti untuk Indonesia. Terus, kenapa hari ini, beberapa puluh tahun setelahnya baru ada slogan itu. Kan nggak penting. Nah, yang untuk kepentingan warga Jakarta-nya apa juga?" kata Dedi Supriadi, kepada awak media.
Dedi juga mengatakan kalau slogan baru itu seakan berorientasi keluar Jakarta dan tidak mencerminkan kepentingan warga DKI Jakarta saat ini.
Ia lalu membandingkan slogan baru tersebut dengan slogan DKI yang lama yang dibuat oleh Anies Baswedan, yakni ‘Jakarta Kota Kolaborasi’.
Menurut dia, slogan tersebut mudah untuk dimengerti publik, terlebih slogan tersebut muncul pada masa pandemi Covid-19.
"Kalau Jakarta Kota Kolaborasi kan mudah ya dipahaminya oleh seluruh elemen, stakeholders, dari warganya, kemudian birokrasinya, perwakilan rakyatnya, pihak swasta yang ada di Jakarta itu berkolaborasi untuk kepentingan Jakarta. Jelas, mudah ditangkap, eye catchy," ujar dia.
PDIP dan PSI Bela Heru Budi
Menampik kritikan yang dilontarkan PKS, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tak berniat untuk menghapus peninggalan warisan gubernur DKI Jakarta terdahulu, Anies Baswedan.
Menurut dia, slogan baru DKI Jakarta tersebut justru melanjutkan slogan yang dibuat Anies. Menurut dia, kolaborasi di kota Jakarta sudah terbentuk di era Anies dan menjadipondasi dalam pembangunan kota Jakarta.
"Kenapa sekarang diubah menjadi sukses Jakarta untuk Indonesia, ini kan pak Pj (Heru) menganggap bahwa pondasi kolaborasi sudah terbentuk, maka ditingkatkan menjadi sukses Jakarta untuk Indonesia," ujar Gembong saat dikonfirmasi, Selasa (13/12/2022).
Baca Juga: Pedas! Refly Harun Nyinyir Heru Budi Hartono Cuma Pj Gubernur Hasil Giveaway
Sementara Fraksi Partai Solidaritas Indonesia DPRD DKI Jakarta menyambut baik perubahan slogan DKI Jakarta tersebut.