Suara.com - Pendukung Anies Baswedan menyebut mantan gubernur DKI Jakarta itu telah menjelma menjadi sosok yang ditakuti oleh oleh para lawan politiknya menjelang pemilihan presiden 2024. Itulah sebabnya, kini ada banyak pihak yang mencoba berbagai cara untuk menjegal langkah Anies.
Seperti dilansir dari Warta Ekonomi pada Rabu (14/12), Naufal Dunggio menyebut Anies merupakan kandidat calon presiden dengan basis pendukung yang besar, dan sejak Partai Nasdem mengumumkan akan mengusung Anies, politikus itu telah menghadapi berbagai upaya untuk menjatuhkannya.
“Tetapi tetap enggak mampu membendung dukungan rakyat kepada Anies. Dari Aceh sampai Papua, jutaan manusia berebutan mau bersalaman," kata Naufal.
Sementara itu, terkait tuduhan bahwa Anies “curi start” kampanye melalui safari politiknya, Naufal merasa tidak sependapat.
"Kan pendaftaran capres belum dimulai, nanti November 2023 baru dibuka pendaftarannya. Apa nggak boleh ARB silaturrahim dengan pendukungnya dan dikerubutin jutaan pendukungnya? Kalau setiap ARB datang berkumpul jutaan manusia pendukungnya, jangan iri," jelasnya.
Sebelumnya, Anies memang menerima kritik tentang safari politiknya ke berbgaai daerah di Indonesia. Salah satu pihak yang melayangkan protes adalah Gerakan Tolak Pemilu Curang yang menganggap Anies juga “curi start” karena menggelar kampanye sebelum waktu yang ditentukan.
“Kampanye saja belum, kok, sudah mulai manuver curi start duluan. Kami minta Bawaslu bergerak mencari formula agar masalah curi start kampanye ini tidak terulang lagi. Hal ini penting, sebab akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi," kata koordinator aksi, Fajar Utama, pekan lalu.
Lebih jauh, Naufal turut menduga ada pihak-pihak yang mencoba menyebarkan isu bahwa Anies mengincar posisi ketua umum Nasdem yang dijabat Surya Paloh.
"Dicoba dibenturkan Surya Paloh dan Anies dengan melempar isu bahwa Anies tak akan lolos kalau tak rebut posisi ketua umum Nasdem. Itu analisa basi kalau seperti itu," jelasnya.