5 Fakta Menarik Kepulauan Meranti, Bupatinya Main Ancam Mau Pindahkan ke Malaysia

Selasa, 13 Desember 2022 | 20:27 WIB
5 Fakta Menarik Kepulauan Meranti, Bupatinya Main Ancam Mau Pindahkan ke Malaysia
Fakta menarik Kepulauan Miranti. (mediacenter.riau.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepulauan Meranti menjadi perbincangan usai bupatinya, Muhammad Adil emosi soal dana bagi hasil (DBH).  Bupati Meranti bahkan sampai nekat menyebut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berisi iblis buntut persoalan DBH.

Tak hanya itu, Bupati Meranti juga mengancam akan angkat senjata dan bergabung menjadi bagian Malaysia karena merasa pemerintah Republik Indonesia tidak mau mengurusi wilayah dan rakyatnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Adil dalam acara rapat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah di Pekanbaru pada tanggal 9 November lalu.

Persoalan tersebut membuat publik menjadi penasaran dengan wilayah Kepulauan Meranti yang diancam mau dipindahkan oleh sang bupati ke Malaysia.

Baca Juga: Mengenal Kemenkeu: Lembaga Pimpinan Sri Mulyani yang Disebut Bupati Meranti Berisi Iblis

Sebagai informasi, Kepulauan Meranti sendiri merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Riau, Indonesia. Jumlah penduduk Kepulauan Meranti berjumlah 206.116 jiwa (2020), dengan memiliki luas wilayah 3.707.84 km persegi.

Kabupaten di Kepulauan Meranti terdiri dari Pulau Tebing Tinggi, Pulau Padang, Pulau Rangsang, Pulau Merbau, Pulau Topang, Pulau Panjang, Pulau Manggung, Pulau Setahun, Pulau Jadi, Pulau Tiga, Pulau Baru, Pulau Paning, Pulau Berembang, Pulau Dedap, dan Pulau Burung.

Adapun nama Meranti sendiri merupakan gabungan dari nama Pulau Merbau, Pulau Rangsang, dan Pulau Tebing Tinggi.

Kepulauan Meranti ini sangat potensial berfungsi sebagai gerbang lintas batas negara/pintu gerbang internasional yang menghubungan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut.

Hal tersebut untuk melengkapi Kota Dumai yang lebih dulu ditetapkan dan memiliki fungsi sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Negara yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri.

Baca Juga: Kronologi Perseteruan Bupati Meranti dan Kemenkeu, Stafsus Sri Mulyani Desak M Adil Minta Maaf

Berikut 5 menarik seputar Kabupaten Kepulauan Meranti yang telah Suara.com rangkum dari berbagai sumber.

Budidaya Sarang Burung Walet

Sejak awal mula keberadaannya, budidaya sarang burung walet menjadi primadona bagi masyarakat yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti, terutama yang berada di daerah kawasan Kota Selatpanjang.

Sejak tahun 2000 sampai saat ini, menjamur ratusan penangkaran burung walet. Hal tersebut berdasarkan pada permintaan komoditas sarang burung walet yang sangat tinggi di wilayah tersebut.

Dari tempat ini, sarang burung walet yang dihasilkan kemudian diekspor ke Singapura dan Hong Kong. Di tempat tersebut juga, harga sarang burung walet kualitas terbaik bisa mencapai harga Rp 20 juta per kg, meskipun disinyalir pola perdagangan melalui pasar gelap.

Tempat ataupun rumah penangkaran burung walet di kawasan Kota Selatpanjang secara umum dimiliki oleh masyarakat yang memiliki kemampuan finansial yang mapan.

Hal tersebut dikarenakan biaya untuk membangun satu rumah biasa atau kayu sendiri bisa mencapai Rp 100 juta. Untuk pemeliharaan rumah walet tidak terlalu sulit terkecuali pada saat awal. Mereka memasang perangkap suara buatan dan membuat sumber makanan walet dari nanas yang mulai membusuk.

Seni Melayu Tari Zapin

Zapin merupakan tarian rumpun Melayu yang didapat melalui pengaruh dari Arab. Mulanya, Tari Zapin ini merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana yang dibawa oleh pedagang pada awal abad ke-16.

Tarian tradisional tersebut bersifat edukatif sekaligus menghibur tentunya. Biasanya juga digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu Zapin yang didendangkan.

Sagu

Kepulauan Meranti ini termasuk salah satu dari Kawasan Pengembangan Ketahanan Pangan Nasional karena menjadi penghasil sagu terbesar di Indonesia, selain dari Papua dan Maluku.

Untuk luas area tanaman sagu di wilayah tersebut yaitu sekitar 44,657 hektare dan merupakan 2,98 persen luas tanaman sagu nasional.

Untuk perkebunan sagu sendiri, bagi masyarakat Meranti sudah menjadi sumber penghasilan utama. Sagu dari Kabupaten Meranti, Riau sudah banyak diolah untuk bahan pembuatan kuliner.

Diketahui, terdapat sebanyak 300 jenis makanan berbahan sagu dari Meranti. Menilik pada Kasi Sejarah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Meranti, Abdullah, sagu sangat menarik untuk dijadikan sebagai sumber inspiratif dalam berkarya.

Tidak hanya pada bidang kuliner saja, kesenian juga sumber idenya dari sagu. Contohnya yaitu Tari Mengayak Sagu bahkan ada lagu dan teater yang idenya dibuat dari cerita sagu.

Klenteng Hoo Ann Kiong

Klenteng Hoo Ann Kiong atau lebih dikenal sebagai Vihara Sejahtera Sakti merupakan klenteng tertua yang berada di Selatpanjang, sekaligus merupakan yang tertua di Provinsi Riau.

Bangunan ini merupakan salah satu aset cagar budaya di Kabupaten Kepulauan Meranti. Klenting Hoo Ann Kiong didirikan pada masa kolonial Belanda dan diperkirakan berdiri pada permulaan tahun 1800.

Para sejarawan memprediksi klenteng ini sudah berumur lebih dari 150 tahun jika dilihat dari relief arsitektur bangunannya.

Klenting ini juga sangat dikenal luas oleh masyarakat Selatpanjang maupun masyarakat luar Selatpanjang sebagai tempat ibadah utama bagi umat Konghucu maupun umat Buddha.

Kuliner Khas Kepulauan Meranti

Seperti sudah dijelaskan bahwa Kepulauan Meranti merupakan wilayah penghasil Sagu. Oleh karenanya, Meranti jelas mempunyai kuliner tradisional berbahan sagu seperti Mi sagu, yang banyak ditemui di Selatpanjang dan dikenal sampai ke luar negeri.

Mie sagu ini memiliki warna sedikit bening, bertekstur kenyal, dan memiliki ukuran yang lebih besar dari mi pada umumnya.

Adapun kuliner lain yaitu Rama-rama Lada Hitam. Rama-rama merupakan sejenis lobster lumpur. Bentuknya sama saja seperti lobster, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil, dagingnya bertekstur lembut, dan memiliki rasa seperti daging kepiting.

Ada juga Miso yang merupakan sejenis mi kuah. Miso sendiri terdiri dari mi kuning dan mi bihun yang telah direbus dan ditaburi tahu, daging ayam, bawang goreng, hingga irisan seledri.

Kemudian, disiram dengan kuah sup beraroma kental, harum, dan dipadukan dengan kecap dan cabai rawit sehingga terasa asin dan pedas.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI