Suara.com - Isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden kembali berembus. Hal ini bermula dari pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet.
Sebelumnya Bamsoet menyebutkan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang perlu dihitung kembali. Sebab kata dia, akan ada banyak potensi masalah di balik penyelenggaraan Pemilu 2024.
Hal ini yang kemudian banyak yang menyebut pernyataan Bamsoet terkait dengan perpanjangan masa jabatan presiden atau masa jabatan 3 periode.
Menanggapi penyataan Bamsoet, pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyebutkan bahwa isu penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden malah bisa membuat Presiden Joko Widodo bernasib digulingkan seperti Presiden Kedua, Soeharto.
"Presiden Jokowi bisa ditekan dengan cara yang sama oleh masyarakat sipil kan, dan beban pak jokowi justru lebih ringan untuk dijungkirkan daripada Pak Harto," kata Rocky Gerung.
"Di daerah kan pembangkangan sudah berlangsung itu mudah sekali, dulu Pak Harto tidak ada yang membangkang di daerah tapi mahasiswa yang diikuti menteri-menteri, lalu diputuskan dilengserkan aja, jadi sebelum proses pelengseran MPR berlangsung, dia [Soeharto] mengundurkan diri," imbuhnya.
Menurut Rocky, tidak ada pihak yang akan membela Jokowi jika didesak mundur, bahkan relawan Jokowi sekali pun.
"Siapa yang akan bela Jokowi, relawan? relawan kasih uang juga bubar," kata Rocky Gerung.
"Relawan Jokowi kan banyak juga yang bilang memang keliru kalau ada perpanjangan itu, jadi enggak mungkin relawan Jokowi utuh karena semangat demokrasinya ada yang tinggi lebih dari sekadar mengabdi pada Jokowi," tambahnya.
Baca Juga: DPR Tetapkan Yudo Margono Sebagai Panglima TNI Gantikan Jenderal Andika
Rocky menyebutkan bahwa Jokowi perlu merenungkan posisi politiknya hingga isu perpanjangan diembuskan.