Suara.com - Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan (EBT) PLN, Wiluyo Kusdwiharto mendapatkan penghargaan
AFEO Honorary Member dari Konferensi Federasi Organisasi Persatuan Insinyur se-Asia Tenggara.
Hal ini memperkuat komitmen PLN untuk mendorong pembentukan dan implementasi kebijakan, rencana, proyek yang relevan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan ekonomi negara.
Adapun penghargaan Honorary Member ini diusulkan oleh Komite Kerjasama Internasional Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat kepada AFEO melalui proses seleksi ditingkat Asean pada acara Conference AFEO (CAFEO).
Konferensi Federasi Organisasi Persatuan Insinyur se-Asia Tenggara atau biasa dikenal the Conference of Asean Federation of Engineering Organization yang ke-40 diselenggarakan di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja dari tanggal 5 - 8 Desember 2022. Konferensi ini berisikan berbagai aktivitas seperti sesi working group and Asean Engineering Inspectorate.
Baca Juga: PTBA Operasikan 15 Unit Bus Listrik untuk Kegiatan Tambang
Wiluyo berterima kasih atas rekomendasi Komite Kerjasama Internasional Persatuan Insinyur Indonesia (PII) kepada Federasi Organisasi Persatuan Insinyur se-Asia Tenggara (AFEO) sehingga dirinya menjadi salah satu penerima AFEO Honorary Member.
Wiluyo mengatakan penghargaan ini diharapkan bisa menjadi motivasi, dorongan dan cambuk untuk jajaran Direksi dan PLN secara keseluruhan dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.
"Semoga penghargaan ini memberikan semangat kami untuk lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terima kasih," ujarnya.
Wiluyo menjelaskan, untuk memastikan keandalan pasokan listrik sesuai kebutuhan negara, PLN senantiasa menyediakan dan membangun infrastruktur dengan mengikuti perkembangan zaman.
Misalnya, di tengah pemanasan global seperti saat ini, PLN mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam setiap proyek infrastruktur kelistrikannya.
Baca Juga: Ciptakan Lapangan Kerja, IKM Binaan PLN di Kampung Purun Kalsel Serap Pengrajin Lokal
Tujuannya adalah untuk menciptakan energi berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
Beberapa contoh inisiatif yang dilakukan seperti membangun pembangkit berbasis EBT hingga mendorong ekosistem kendaraan listrik lewat penyediaan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai daerah.
Upaya transformasi yang dilakukan PLN sebagai sebuah langkah dalam menjawab tantangan global saat ini. Sebagai BUMN yang melayani masyarakat, PLN harus tampil adaptif dan lincah sehingga bisa memitigasi persoalan global.
Transformasi PLN juga dilakukan secara menyeluruh, PLN melakukan digitalisasi pembangkit, digitalisasi transmisi dan distribusi, digitalisasi sistem keuangan, sistem pengadaan, sistem pembayaran, sampai digitalisasi sistem pelayanan pelanggan,
Melalui transformasi tersebut, membuat sistem pelayanan kepada pelanggan menjadi lebih cepat. Kemudian, sistem keuangan dan pengadaan menjadi lebih efisien dan operasional kelistrikan menjadi lebih andal.