Makna Sakral Prosesi Adat "Panggih" yang Dijalani Kaesang dan Erina Usai Sah Jadi Pasutri

Sabtu, 10 Desember 2022 | 16:41 WIB
Makna Sakral Prosesi Adat "Panggih" yang Dijalani Kaesang dan Erina Usai Sah Jadi Pasutri
Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono menjalani prosesi adat panggih setelah sah menjadi suami-istri usai melaksanakan akad nikah di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu. (ANTARA/Luqman Hakim)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kaesang Pangarep dan Erina Gudono telah sah menjadi pasangan suami istri usai melaksanakan akad di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo pada Sabtu (10/12/2022). Setelah sah menjadi pasutri, keduanya menjalani prosesi adat "panggih".

Upacara panggih diawali dengan penyerahan sanggan dari pihak Erina atau mempelai putri. Mengacu pada tradisi Jawa, keluarga perempuan adalah yang memiliki acara mantu.

Dani Wigung, owner Pengantin Production selaku wedding organizer pernikahan Kaesang dan Erina menjelaskan makna sakral dari panggih pengantin.

"Panggih pengantin melambangkan pertemuan awal antara pengantin wanita dengan pengantin pria," kata Dani Wigung.

Setelah itu, kembar mayang atau dua rangkaian janur dan bunga dibawa orang wanita mengiringi Erina menuju pelaminan.

Tidak lama, iring-iringan bergada datang mengantarkan Kaesang menuju Pendopo Agung Royal Ambarrukmo dengan menaiki kereta kuda.

Setelah kedua mempelai bertemu, mereka lalu saling melempar gantal atau sirih yang diikat dengan benang putih.

Kaesang melemparkan gantal itu ke dada Erina, sebagai tanda bahwa ia berhasil mengambil hati sang kekasih. Sementara itu, Erina mengarahkan gantal ke lutut Kaesang sebagai tanda bakti kepada suami.

Selanjutnya, Kaesang melakoni ritual menginjak sebutir telur ayam mentah. Erina menyusul untuk membasuh kaki suaminya dengan air selaku pemimpin keluarga sekaligus tanda kasih sayang.

Baca Juga: Netizen Sebut Gestur Kaesang Pangarep Kembali Slengean

Erina lalu berjalan mengitar searah jarum jam sebelum ia dan Kaesang menuju ke pelaminan. Di sini, prosesi diteruskan dengan tahap bubah kawah atau ngunjuk rujak degan atau minum air kelapa muda yang menandai mantu pertama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI