Suara.com - Ada dua kemungkinan yang akan dilakukan Jenderal TNI Andika Perkasa setelah tidak lagi menjabat Panglima TNI mulai akhir Desember 2022.
Menurut prediksi pengamat militer Anton Aliabbas, pertama Andika akan masuk ke dunia politik dengan menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.
Anton mengatakan dalam beberapa kesempatan, Andika memang enggan berkomentar perihal sejumlah survei yang memasukkan namanya sebagai kandidat presiden atau wakil presiden.
Tetapi, kata Anton, Andika memilih untuk memberi jawaban usai resmi pensiun dari TNI.
Baca Juga: Turun Mobil, Anies Baswedan Disambut Emak-emak Dan Disoraki Presidenku
Sejauh ini, Andika merupakan salah satu nama sosok berlatar militer yang mencuat selain Agus Harimurti Yudhoyono. Nama ANdika masuk dalam bursa calon presiden Partai NasDem.
Kemungkinan kedua, ujar dia, adalah masuk dalam kabinet Jokowi karena peluang ini juga terbuka mengingat hubungan dan chemistry antara Presiden Jokowi dan Andika sudah terbangun sejak 2014, ketika Andika menjabat Komandan Paspampres.
"Pemilihan Andika menjadi Panglima TNI pun juga sedikit banyak menunjukkan kepercayaan dan kenyamanan yang dirasakan Jokowi," kata Anton dalam laporan Antara.
Menurut dia, jika melihat dari rekam jejak hubungan keduanya, maka bisa saja Jokowi mempercayakan posisi Kepala Kantor Staf Kepresidenan dipegang Andika.
Apalagi, saat ini jabatan tersebut juga dipegang sosok mantan Panglima TNI Moeldoko. Mengingat posisi Kepala KSP cukup sentral, maka pos tersebut tentu saja hanya akan diisi oleh sosok yang memang mendapatkan kepercayaan (trust) oleh Jokowi.
Baca Juga: Diserbu Emak-emak untuk berfoto Bersama, Anies Baswedan Hampir Terjatuh
"Dan Andika mungkin telah memenuhi prasyarat itu," ucapnya.
Posisi yang lain yang bisa saja ditawarkan ke Andika adalah Kepala Badan Intelijen Negara. Jabatan ini juga dipegang oleh sosok yang dipercaya penuh Jokowi mengingat Kepala BIN adalah mata dan telinga presiden.
"Jika dilihat dari rekam jejak, kiprah Andika saat menangkap terduga teroris Umar Faruq pada 2002 lalu merupakan salah satu bentuk operasi intelijen yang dianggap berhasil. Jadi, untuk jabatan ini, Andika memang memiliki kompetensi memadai," kata Anton.