Suara.com - Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai Menko Polhukam Mahfud MD merupakan salah satu tokoh yang sangat mumpuni apabila sebagai kandidat cawapres.
"Beliau salah satu tokoh yang bagus. Dia juga berhasil mengawal kasus pembunuhan berencana Irjen Ferdy Sambo," ujar Ujang dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Sabtu (10/12/2022).
Alasan tersebut menjadi dasar penilaiannya jika Mahfud MD mampu menjadi sosok yang layak diperhitungkan masuk dalam pusaran Pilpres 2024 mendatang.
Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa masih banyak tokoh lain yang mampu menyaingi Mahfud MD.
Baca Juga: Politisi Senior Zulfan Lindan Sarankan Anies Minta Jatah Ketum Partai NasDem, Jika Gagal Nyapres
"Sepertinya rakyat sudah beralih kepada figur lain pada 2024. Mahfud MD harus bisa membangun citra dan elektabilitas jika mau maju dalam Pilpres 2024," lanjutnya.
Menurutnya, sosok mantan ketua Mahlamah Konstitusi itu berpeluang menjadi pendamping dari bakal capres yang diusung Partai NasDem, Anies Baswedan. Namun, itu semua tergantung keputusan Partai Demokrat dan PKS yang menjadi koalisi NasDem.
"Akan tetapi, hal tersebut sangat bergantung kepada keputusan PKS dan Partai Demokrat," jelasnya.
Berdasarkan penilaiannya, dua parpol itu juga ingin mengusung kader yang terbaik karena memiliki tiket dan kendaraan politik.
"Meskipun kedua parpol tersebut akan mencalonkan figur lain, saya melihat bukan Mahfud MD orangnya," jelasnya.
Baca Juga: Gara-gara Anies Baswedan, Rocky Gerung Minta Pernikahan Kaesang Dibatalkan
Ia menilai bahwa mantan Gubernur DKI tersebut membutuhkan orang yang bisa menarik pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), bisa meraup suara dari anak muda, dan ibu-ibu.
"Kapasitas Mahfud MD sebagai cawapres ada dan memang bagus. Dia bisa berpasangan dengan Anies sebagai pasangan tokoh intelektual," ungkap Ujang.
Akan tetapi, pasangan tersebut memiliki kekurangan, yakni memiliki basis massa menengah ke atas yang sama.
"Akan tetapi massa akar rumputnya kurang. Mereka berdua juga tidak punya partai sehingga parpol tidak akan bersemangat untuk mengusung dua tokoh tersebut," tutur dia.