Bukan Kertas Mantera, Sosiolog Ini Jelaskan Temuan Rajah dalam Kasus Kematian Keluarga Kalideres

Jum'at, 09 Desember 2022 | 17:59 WIB
Bukan Kertas Mantera, Sosiolog Ini Jelaskan Temuan Rajah dalam Kasus Kematian Keluarga Kalideres
Pagar rumah satu keluarga tewas membusuk di Kalideres, Jakarta Barat, dipasang garis polisi, Sabtu (12/11/2022). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat petugas kepolisian sempat menemukan adanya selembaran kain yang diduga bertuliskan mantra. Selain itu juga ditemukan buku-buku ajaran agama tertentu di dalam rumah tersebut.

Sosiolog Prof Jamhari yang ikut terlibat dalam tim penyelidikan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres tersebut mengatakan, memang ditemukan buku-buku tentang agama.

"Ditemukan ada beberapa buku agama yang mungkin dibaca oleh keluarga ini. Pertama, buku-buku dari Agama Kristen, kemudian dari Islam dan ketiga, Budha," katanya saat konferensi pers di Polda Metro Jaya pada Jumat (9/12/2022).

Meski begitu, ia menyatakan tidak ada yang istimewa dengan buku-buku yang dibaca oleh keluarga Rudyanto Gunawan.

Baca Juga: Dugaan Kasus Kematian Keluarga di Kalideres karena Kelaparan Terbantahkan, Polisi Buktikan Lewat Temuan Ini

"Dilihat dari buku tidak ada yang aneh dan istimewa, karena bisa dibeli di luar, secera umum. Mereka bukan mengkaji sekte tertentu atau agama tertentu," jelasnya.

Selain itu, Jamhari juga menjelaskan mengenai temuan jimat atau rajah yang dipercaya sebagai mantra dalam kertas-kertas.

"Lafal tulisan yang ada (pada mantra) karakternya berbahasa arab. Ada huruf ijaiyah ha-mim, ha-mim dan satu Surat dalam Quran, yakni Yusuf (yang dipercaya jika diamalkan) untuk memperlancar jodoh. Ada juga ayat yang biasa dicari untuk mencari kesejahteraan dan kekuatan batin untuk mengarungi hidup," ujarnya.

Dari beberapa temuan tersebut, Jamhari menyimpulkan keluarga tersebut merupakan orang yang normal.

"Mereka orang normal yang mungkin saja melakukan ritual tersebut untuk kesembuhan atau membantu menyelesaikan masalah. Dan ini masalah biasa yang dilakukan setiap orang. Mereka orang normal bukan pengikut sekte atau apokaliptik," ujarnya.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Hentikan Penyidikan Kasus Kematian Keluarga Kalideres

Sebelumnya diberitakan, asumsi yang beredar mengenai kematian satu keluarga di Citra Garden, Kalideres Jakarta Barat (Jakbar) karena kelaparan terbantahkan. Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik tidak ditemukan adanya keluarga tersebut meninggal karena kelaparan.

Pembuktian tersebut disampaikan Dokter Forensik dari RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, dr Asri Megaratri Pralebda saat konferensi pers di Polda Metro Jaya pada Jumat (9/12/2022).

"Dari analisa feses yaitu ditemukannya karbohidrat dan serat pada analisa feses bapak budyanto dan mba dian itu sudah menyingkirkan asumsi bahwa mereka berdua meninggal karena kelaparan," ujarnya.

Polda Metro Jaya sendiri mengungkap misteri meninggalnya empat anggota keluarga yang meninggal di Citra Garden, Kalideres Jakarta Barat pada Kamis 10 November 2022. Dalam keterangan yang dipaparkan Dokter Forensik dari RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, dr Asri Megaratri Pralebda keempat korban meninggal secara berurutan dari ayah, ibu, paman dan anak.

"Urutan kematian empat jenazah ini adalah yang paling awal adalah bapak Rudiyanto. Kemudian dilanjutkan dengan Ibu Reni. Yang kemudian Bapak Budyanto dan yang terakhir adalah Mba Dian," katanya saat konferensi pers yang digelar pada Jumat (9/12/2022).

Asri mengungkap, kematian Rudyanto dan Reni diakibatkan penyakit pada saluran cerna dan kelainan pada payudara.

"Dengan jelas dan yakin, kami dapat menyatakan sebab kematian dari Bapak Rudiyanto dan Ibu Reni merupakan penyakit dari saluran cerna. Dan untuk Ibu reni adalah kelainan pada payudara," katanya.

Sedangkan kematian yang dialami Budyanto dan Dian juga disebabkan penyakit yang mereka derita sebelumnya.

"Sebab kematian yang pasti dari Budyanto adalah serangan jantung yang baru atau akut. Untuk sebab kematian dari ibu dian merupakan gangungan pernapasan yang disertai dengan penyakit pernapasan yang kronis," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI