Suara.com - Beredar kabar bahwa kader Partai Amanat Nasional (PAN) membakar atribut demi menangkan Anies Baswedan dalam Pilpres mendatang.
Dalam narasi tersebut disebutkan bahwa ribuan kader keluar dan akan meninggalkan Zulhas.
Informasi tersebut disebarkan dan diunggah oleh kanal YouTube bernama 'RADAR BERITA' pada 7 Desember 2022.
Begini narasi yang dituliskan dalam unggahan tersebut.
Baca Juga: PKS Disebut Bakal Masuk Kabinet, Pencapresan Anies Baswedan Tamat
"VIRAL~PAN HANCUR, ATRIBUT PARTAI DIBUANG & DIBAKAR,!!RIBUAN KADER BERONTAK MELAWAN....." tulis judul unggahan.
"PAN HANCUR LEBUR ATRIBUT PARTAI DIBUAN & DIBAKAR RIBUAN KADER TINGGALKAN ZULHAS DEMI MENANGKAN ANIES" tulis keterangan thumbnail video.
Lalu benarkah klaim tersebut?
Penjelasan
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim soal ribuan kader PAN keluar dan tinggalkan Zulhas hingga bakar atribut partai demi beri dukungan ke Anies adalah keliru.
Baca Juga: Penyelidikan Dugaan Korupsi Formula E Berlanjut, Relawan Yakin Anies Baswedan Bersih
Faktanya, video soal pembakaran atribut oleh kader PAN itu nyatanya tidak terjadi baru-baru ini, melainkan pada 22 Agustus 2014 lalu di Banyuasin, Sumatera Selatan.
Puluhan kader dan pengurus PAN saat itu membakar atribut partai karena merasa kecewa dengan keputusan DPP PAN.
Saat itu, keputusan DPP PAN adalah dengan memecat sejumlah kader terbaiknya, hanya gegara kalah memeroleh suara pasangan Prabowo-Hatta di Banyuasin.
Adapula, video berdurasikan 10 menit 38 detik itu narator menarasikan sejumlah artikel dari berbagai media.
Adalah artikel yang diunggah oleh Warta Ekonomi berjudul "Dinding Istana Makin Bergetar! Wahai Zulhas, Lihatlah Anak Buahmu Sampai Nongol di Acara NasDem Demi Dukung Anies Baswedan!".
Artikel lain yang dibacakan adalah "PAN Respons Kader Dukung Anies Capres 2024: Tak Mewakili Partai" yang diunggah Tirto.id.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kabar ribuan kader keluar partai dan membakar atribut demi mendukung Anies dan meninggalkan Zulhas adalah salah.
Informasi yang telah tersebar tersebut masuk ke dalam kategori konten menyesatkan.