Menilik Makna Tradisi Cethik Geni dan Adang Sepisan di Kediaman Erina Gudono Jelang Pernikahan

Jum'at, 09 Desember 2022 | 13:33 WIB
Menilik Makna Tradisi Cethik Geni dan Adang Sepisan di Kediaman Erina Gudono Jelang Pernikahan
Prosesi siraman Kaesang dan Erina. (Indosiar / Vidio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Putra bungsu presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep tak lama lagi akan resmi menjalin kehidupan pernikahan dengan sosok Erina Gudono, baik secara adat, agama, dan negara.

Adapun untuk prosesi adat pernikahan Kaesang-Erina kini masuk ke tahapan tradisi siraman di rumah masing-masing pada hari ini Jumat (9/12/2022).

Sebelum menjalani prosesi siraman, ada satu tradisi yang menuai sorotan publik yakni tradisi cethik geni dan adang sepisanUsut punya usut, kedua tradisi tersebut memiliki kaya akan makna sehingga sayang jika dilewatkan dalam prosesi pernikahan adat Jawa.

Sontak, rasa ingin tahu publik semakin bertambah terhadap arti sesungguhnya yang tersimpan dalam kedua tradisi tersebut.

Makna tradisi cethik geni dan adang sepisan

Pihak yang melaksanakan upacara cethik geni adalah ibu mempelai perempuan, yakni ibunda Erina, Sofiatun Gudono.

Jika diterjemahkan secara harfiah, maka cethik geni diambil dari bahasa Jawa yang berarti menyalakan api. Sesuai dengan namanya, prosesi cethik geni dilakukan dengan menyalakan api di sebuah tungku yang digunakan untuk menanak nasi.

Sedangkan untuk adhang sepisan diambil dari kata adhang yang berarti memasak nasi dan sepisan yang berarti pertama. Tradisi ini dimaknai untuk menyimbolkan pertama kali dimasaknya nasi untuk hajatan.

Tradisi cethik geni dan adhang sepisan dilakukan secara berurutan sehingga menjadi satu prosesi yang inti utamanya terletak di tindakan memasak nasi. 

Baca Juga: Galeri Foto Prosesi Siraman dan Sungkeman Kaesang Pangarep Jelang Nikahi Erina Gudono

Prosesi menanak nasi tersebut dimaknai sebagai simbol pemilik hajatan, yakni dari pihak mempelai perempuan yang memasak nasi untuk seluruh hajatan atau pesta pernikahan. Tradisi tersebut dilakukan untuk menyimbolkan menjamu seluruh tamu yang diundang dan menikmati momen kebahagiaan pernikahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI