Pedas! PSI Dibilang Partai Tak Penting, Terlalu Sering Jatuhkan Anies Sampai Ditinggal Kader

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 09 Desember 2022 | 07:45 WIB
Pedas! PSI Dibilang Partai Tak Penting, Terlalu Sering Jatuhkan Anies Sampai Ditinggal Kader
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan pembekalan kepada seluruh bakal calon legislatif yang telah lolol dalam proses seleksi di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018). (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polemik yang terjadi di internal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) turut membuat pengamat politik Refly Harun berkomentar. Mundurnya beberapa kader PSI dalam waktu berdekatan membuat Refly Harun punya analisis tersendiri.

Menurut pria yang juga bertitel sebagai Pakar Hukum Tata Negara ini, peran PSI di Senayan sebetulnya tidak terlalu penting.

"PSI ini sebenarnya tidak terlalu penting sesungguhnya, karena belum lolos parlementary threshold," kata Refly Harun melalui akun Youtube-nya (8/12/2022).

Refly menganggap, perhatian masyarakat terhadap partai pimpinan Giring Ganesha ini tercipta lantaran PSI kerap membuat sensasi terutama soal serangannya terhadap Anies Baswedan saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Heboh Anies Safari Politik Naik Private Jet, Apa Kata NasDem?

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun membicarakan perihal pertemuan Gibran Rakabuming Raka dengan Anies Baswedan melalui podcastnya, Kamis (17/11/2022). (YouTube Refly Harun)
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun membicarakan perihal pertemuan Gibran Rakabuming Raka dengan Anies Baswedan melalui podcastnya, Kamis (17/11/2022). (YouTube Refly Harun)

"Tetapi karena sering membuat sensasi, maka dia mendapat perhatian. Makanya dari sisi publikasi luar biasa. Padahal partai ini belum lolos parlementary threshold," ujar Refly.

Refly juga melihat, serangan PSI terhadap Anies Baswedan bahkan terjadi secara terukur hingga membuat sebuah kanal Youtube yang isinya banyak mengkritik mantan Mendikbud tersebut.

"Aktivisnya bahkan berhimpun di satu channel Youtube yang kerjanya mengkritik, menjatuhkan, menghina Anies Baswedan dan ulama seperti terlibat proyek Islamophobia, maka dia jadi hal yang luar biasa," imbuh Refly.

Pakar hukum ini juga menyayangkan bahwa branding partai anak muda yang digaungkan PSI justru kontradiksi dengan aksi-aksi yang dilakukan kadernya.

"Saya dari awal mengkritik PSI partai anak muda kok seperti orang tua. Biasanya partai anak muda sangat idealis, kritik sana kritik sini, berani dia memberi sikap terhadap kekuasaan, tapi ini justru partai yang jadi centeng kekuasaan kesannya," pungkas Refly Harun.

Baca Juga: Anies Baswedan Dituding Curi Start Kampanye, Eks Komisioner KPU Bingung Apa yang Dilanggar

Kader PSI Mundur

Satu per satu pentolan PSI atau Partai Solidaritas Indonesia mengundurkan diri. Suara.com mencatat setidaknya sudah ada empat petinggi partai berlambang tangan memegang bunga mawar itu memilih mundur.

Terkini adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah atau DPW PSI DKI Jakarta, Michael Victor Sianipar. Diketahui, Michael memilih mundur dengan alasan partai yang membesarkan namanya di dunia politik itu telah berubah dari awal pembentukannya, meski ia tak menjelaskan secara rinci bagaimana kondisi PSI saat ini.

Sebelum Victor Sianipar mengundurkan diri. Ada beberapa pentolan PSI lain yang sudah memutuskan resign.

Pertama adalah adalah Surya Tjandra. Keputusannya mundur dari PSI saat itu ia umumkan saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di kantor Total Politik pada 23 Oktober 2022 lalu.

Saat masih menjadi kader dan pentolan PSI, Surya Tjandra sempat ditunjuk Presiden Jokowi duduk sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional hingga Juni 2022.

Pentolan lain yang mundur dari PSI adalah Tsamara Amany. Ia bahkan sudah akrab dikenal sebagai kader PSI paling populer.

Sosok lain yang mundur dari PSI adalah Sunny Tanuwidjaja. Saat menyatakan resign, ia duduk sebagai Sekretaris Dewan Pembina PSI.

Keputusan Sunny mundur juga diduga terkait Anies. Di mana sikap politiknya yang lebih mendukung Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta saat itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI