Suara.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyebut NATO tengah menyusun rencana untuk masuk ke kawasan Asia-Pasifik dan akan menetapkan klaim terhadap garis pertahanan di Laut China Selatan yang terus menjadi sengketa beberapa negara.
Prediksi itu disampaikan Menlu Lavrov pada Rabu (7/12) dalam laporan kantor berita Rusia, TASS. Sang menteri menyampaikan keyakinannya bahwa rencana itu pasti sedang diformulasikan oleh NATO.
“Bukan jika tetapi kapan. Dan itu akan terjadi segera, NATO merangsek ke kawasan Asia-Pasifik,” ujarnya, seperti diberitakan oleh Warta Ekonomi.
“Dan NATO adalah aliansi pertahanan. Hanya saja garis pertahanan mereka akan terletak di Laut China Selatan,” ia menambahkan.
Laut China Selatan merupakan teritorial yang menjadi sumber sengketa antara China dan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Melalui klaim Nine Dash Line, China menyatakan sebagian besar wilayah perairan tersebut merupakan bagian dari negara Asia Timur itu. Sementara itu, Amerika Serikat menjadi salah satu negara anggota NATO yang paling vokal menyuarakan keberatan atas klaim China itu.
Ini bukan kali pertama Lavrov menyampaikan prediksinya soal penetrasi NATO di Asia-Pasifik.
“Mereka [NATO] telah memindahkan garis pertahanan lebih dekat ke perbatasan kami beberapa kali. Sekarang, mereka mengumumkan di KTT Madrid musim panas ini bahwa mereka memiliki tanggung jawab global dan bahwa keamanan Euro-Atlantik dan wilayah Indo-Pasifik tidak dapat dipisahkan," kata Lavrov kepada awak media setelah berpartisipasi dalam East Asia Summit di Phnom Penh, Kamboja, bulan lalu.
Lavrov mengingatkan bahwa pada hakikatnya, NATO merupakan aliansi defensif murni ketika Uni Soviet dan Pakta Warsawa masih ada. Namun, karena keduanya tidak lagi ada, tidak jelas dari pihak mana NATO coba mempertahankan diri.
“Faktanya, mereka sekarang mengeklaim bahwa mereka akan memainkan peran utama di sini [kawasan Asia-Pasifik] dan sudah menggeser apa yang disebut sebagai garis pertahanan ke Laut China Selatan,” ujar Menlu Rusia itu.