Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar Eks Napi Terorisme, SETARA Kritik Deradikalisasi BNPT

Rabu, 07 Desember 2022 | 18:52 WIB
Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar Eks Napi Terorisme, SETARA Kritik Deradikalisasi BNPT
Kondisi Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, usai peristiwa bom bunuh diri, Rabu (7/12/2022). [Twitter/infobdg]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program deradikalisasi yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atua BNPT dikritisi Setara Institute. Hal itu menyusul aksi bom bunuh diri yang dilakukan mantan narapidana teroris (napiter) Agus Sujatno alias Agus Muslim di Polsek Astanaanyar Kota Bandung pada Rabu pagi (7/12/2022).

Ketua Setara Institute, Hendardi mengatakan pesan utama peristiwa tersebut ditujukan ke kerja pascapenanganan tindak pidana terorisme, yakni pemasyarakatan dan deradikalisasi.

"Keberulangan tindakan ini menunjukkan dukungan dan sinergi kinerja deradikalisasi yang dilaksanakan oleh BNPT, mesti diperkuat," kata Hendardi dalam keterangan persnya.

Dia mengemukan, rarly warning dan early response (ewers) system yang dikembangkan di daerah belum banyak membantu mencegah recovery kelompok teroris untuk melakukan tindakan serupa.

"Padahal sederet regulasi pemerintah telah diterbitkan, termasuk berbagai rencana aksi mencegah terjadinya kekerasan ekstremis. BNPT dan Polri bisa mengefektifkan berbagai regulasi dan inisiasi untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah," ujarnya.

Menurutnya, jika kerja hulu pencegahan intoleransi dan kerja hilir deradikalisasi tidak sinergis, maka potensi terorisme akan terus berulang. Sebagai institusi terdepan, Polri selalu akan menjadi sasaran utama tindakan kekerasan dan political revenge dari kelompok pengusung aspirasi politik intoleran.

"Kesatupaduan langkah berbagai institusi negara dibutuhkan untuk mengatasi kekerasan ekstremis yang berulang," tutur Hendardi.

SETARA Institute, kata Hendardi, berulang mengingatkan, kerja pencegahan intoleransi, yang selama ini seringkali dibiarkan hingga kelompok-kelompok tertentu mewujud menjadi tindakan radikal kekerasan dan terorisme, mutlak menjadi prioritas agenda.

"Pencegahan di hulu, yakni menangani intoleransi adalah salah satu cara menangani persoalan keberulangan terorisme," katanya.

Baca Juga: Apa Itu The Mother of Satan? 'Ibu Setan' yang Jadi Bahan Peledak Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Eks Napiter

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI