Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengakui bukan perihal mudah untuk dapat membaca pikiran dari para pelaku terorisme. Sebabnya, ideologi terorisme yang mereka pahami itu disebut Boy Rafli, terserap dalam alam pikiran.
"Kesulitan bahwa ideologi terorisme itu adalah dari alam pikiran. Apakah kita bisa serta merta membaca alam pikiran, isi kepala semua warga bangsa Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Boy Rafli menuturkan bahwa tidak ada yang bisa saling membaca alam pikiran diantara 273 juta masyarakat. Oleh sebab itu, Boy Rafli menilai perlu adanya semangat kesadaran masyarakat terhadap pengaruh buruk ideologi berbasis kekerasan.
Lebih lanjut, Boy Rafli juga mengingatkan kalau ideologi radikal terorisme itu bisa menyasar siapapun tanpa melihat latar belakang kehidupannya.
"Ini adalah sebuah kehidupan nyata yang harus diantisipasi bersama, karena peristiwa ini bisa menyasar kemana saja, menjadikan siapa saja menjadi target, bisa siapa saja menjadi bagian dari pelaku," tuturnya.
Itu disampaikan Boy Rafli usai terjadinya bom bunuh diri di halaman Polsek Astanaanyar Kota Bandung pada Rabu pagi. Pelaku diketahui bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim yang merupakan eks narapidana terorisme.
Ia pernah ditahan di Lapas Nusakambangan selama 4 tahun dan dinyatakan bebas pada 2021. Dulu ia pernah merakit bom panci yang dibawa oleh pria bernama Yayat di kawasan Cicendo, Bandung pada 2017. [ANTARA]