Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar mengatakan pelaku serangan bom bunuh diri di kantor Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, beraksi seorang diri (lone wolf).
"Sementara iya, lone wolf," kata Boy, Rabu (7/12/2022).
Saat ini, tim BNPT dan Densus 88 Polri sedang melakukan penyelidikan terhadap pelaku untuk mempelajari adanya kemungkinan pihak lain ikut membantu serangan itu.
"Tapi penyelidikannya adalah siapa yang membantu dia, gitu," kata Boy.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Bandung, Awas Sebar Foto Terancam 4 Tahun Bui, Ini Pasalnya!
BNPT belum dapat memastikan apakah pelaku berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau Jemaah Islamiyah.
"Kami belum bisa memastikan. Tapi ini kan karakter-karakter yang selama ini misi-misi umumnya apakah JAD, JI dengan cara-cara modus operandi seperti ini," kata Boy.
"Sementara dalam penyelidikan lebih lanjut. Jadi unsur-unsur BNPT juga ada di Bandung bersama Polda dengan Densus 88 ya," Boy menambahkan.
Prosedur pendalaman dilakukan dengan menulusuri identitas pelaku.
"Jadi prosedurnya jika tidak ada saksi-saksi dari kawannya, kita harus mendalami identitas orang yang menjadi pelaku bom bunuh diri. Nah ini sedang berjalan," ujarnya.
Baca Juga: Pasca Ledakan Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, Penjagaan Pintu Masuk Polres Jaksel Diperketat
"Ada berbagai cara tapi tim forensik kita pasti akan mengetahui. Perlu waktu beberapa saat. Semoga ada data-data pendukung seperti identitas dan sebagainya," Boy menambahkan.
Serangan bom bunuh diri dilakukan pada saat polisi sedang melaksanakan apel pagi.
Pelaku mencoba mendekati petugas, tetapi digagalkan. Pelaku kemudian mengacungkan senjata tajam dan tak lama setelah itu terjadi ledakan.
Ledakan itu menimbulkan korban 11 orang yang mayoritas anggota polisi, satu di antaranya meninggal dunia.