Suara.com - Kota Beijing diguncang isu pencabutan kebijakan nol COVID-19 yang dalam tiga tahun terakhir diimplementasikan secara ketat di wilayah ibu kota China itu.
Beijing akan mencabut secara penuh pembatasan-pembatasan anti-pandemi mulai besok, mengakhiri tes massal asam nukleat, dan penerapan kode kesehatan, demikian isu yang menyebar secara daring sejak Sabtu (3/12) hingga Minggu.
Rumor tersebut segera dibantah oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing.
Pada saat situasi pandemi di Beijing stabil, penularan di level masyarakat masih tinggi sehingga tidak boleh dianggap remeh, demikian CDC dikutip media-media China.
"Jadilah orang pertama yang bertanggung jawab atas kesehatan Anda," seru CDC menanggapi rumor tersebut.
Dalam pertemuan dengan satuan tugas bentukan CDC, Ketua Partai Komunis China (CPC) Kota Beijing Yi Li, mengatakan bahwa situasi pandemi masih parah dan rumit.
Ia juga menyerukan pemangku kepentingan bekerja efektif berdasarkan ilmu pengetahuan dalam mengatasi lonjakan kasus positif COVID-19 terkini guna menghindari pandemi baru.
Satuan Tugas Anti-Pandemi bentukan Dewan Pemerintahan China telah mengeluarkan pernyataan menanggapi tuntutan publik atas diberlakukan paket 20 aturan baru anti-pandemi.
Ada tiga hal yang dipetakan Dewan Pemerintahan terkait gejolak sosial yang meletus di berbagai kota di China.
Baca Juga: Warga Beijing Padati Tempat Tes PCR
Pertama, kurangnya ketelitian dalam menerapkan upaya pencegahan pandemi sehingga sangat mempengaruhi mata pencaharian dan produktivitas masyarakat.