Suara.com - Gempa bumi kembali mengguncang Indonesia. Setelah sempat terjadi di Cianjur, kini gempa dengan kekuatan 6,4 M mengguncang wilayah Garut, Jawa Barat pada Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49 WIB.
Gempa itu tercatat memiliki titik koordinat di 7.49 lintang selatan dan 107.58 bujur timur. Kuatnya getaran gempa Garut dirasakan oleh warga di beberapa wilayah Jawa Barat, bahkan hingga daerah di provinsi lain.
Berikut ini penjelasan terkait fakta-fakta gempa berkekuatan 6,4 M yang membuat warga Garut panik.
Disebabkan aktivitas subduksi
Baca Juga: UPDATE Gempa Garut M 6,4, Infromasi Korban dan Kerusakan, Curah Hujan Tinggi dan Tanah Longsor
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu menyatakan, gempa Garut diakibatkan dari adanya aktivitas subduksi. Pasalnya, gempa ini mengguncang dari laut selatan hingga sedikit ke bagian daratan. Fenomena ini kerap disebut gempa dalam lempeng atau intra-slab.
Aktivitas subduksi adalah proses geologi wilayah kerak bumi dimana kedua lempeng yakni lempeng benua, samudra maupun antara keduanya saling bertumbukkan. Lempeng yang lebih tebal menurun ke bawah lempeng yang lebih tipis.
Berada dalam kedalaman menengah
Fakta gempa 6.4 M yang mengguncang Garut ini dilaporkan terjadi di dalam kedalaman menengah. Karena kedalaman tersebut, guncangan tersebut tidak sampai memicu kerusakan parah seperti gempa Cianjur.
Sumber gempa dari Megathrust
Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Garut, Turis Pantai Pangandaran Lari Menyelamatkan Diri
Adapun sumber gempa yang mengguncang sejumlah wilayah Jawa Barat itu berasal dari rangkaian Megathrust. Megathrust sendiri adalah istilah jalur subduksi lempeng bumi yang panjang dan dangkal.
Tidak berpotensi tsunami
Berdasarkan pengamatan BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Teguh juga menyampaikan seharusnya tidak berpotensi kerusakan karena kedalamannya ke bawah.
Ada sejumlah kerusakan
Gempa yang dirasakan di Garut ini mengakibatkan beberapa barang dan rumah warga rusak. Di antaranya gerabah pecah, jendela dan pintu yang berderik. Selain itu, kuatnya getaran gempa juga sempat membuat warga panik dan bergegas keluar rumah.
Terasa di 30 daerah
Beberapa warga di daerah lain pun mengaku merasakan adanya gempa. Hal itu diketahui dari komentar warga di media sosial BMKG. Wilayah yang turut merasakan gempa tersebut yakni sebagai berikut:
- Panimbang : skala intensitas mencapai II - III MMI
- Pamoyanan : skala intensitas mencapai II - III MMI
- Sumedang : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Lembang : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Cikeusik : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Labuan : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Purworejo : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Bantul : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Kulonprogo : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Kebumen : skala intensitas mencapai II-III MMI
- Cikembar : skala intensitas mencapai II MMI
- Pelabuhan Ratu : skala intensitas mencapai II MMI
- Cugenang : skala intensitas mencapai II MMI
- Bandung : skala intensitas mencapai II MMI
- Tasik : skala intensitas mencapai III MMI
- Bogor : skala intensitas mencapai II MMI
- Kopo : skala intensitas mencapai III MMI
- Sumur : skala intensitas mencapai III MMI
- Trenggalek : skala intensitas mencapai II MMI
- Cilacap : skala intensitas mencapai II MMI
- Sawarna : skala intensitas mencapai II MMI
- Yogyakarta : skala intensitas mencapai II MMI
- Wonosobo : skala intensitas mencapai II MMI
- Ciamis : skala intensitas mencapai III MMI
- Soreang : skala intensitas mencapai III MMI
- Karangkates : skala intensitas mencapai II MMI
- Garut : skala intensitas mencapai IV MMI
- Kalapanunggal : skala intensitas mencapai III MMI
- Cireunghas : skala intensitas mencapai II MMI
- Bojong : skala intensitas mencapai II MMI
Meski gempa tidak berpotensi tsunami ataupun memicu kerusakan fatal, BMKG mengingatkan adanya gempa susulan. Warga pun diminta untuk tetap waspada.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma