Suara.com - Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, eksekutor pembunuhan Brigadir J sempat meluapkan emosi dan tangisannya saat menjalani proses penahanan.
Luapan isak tangis tersebut diungkap oleh kedua orang tua Richard saat diundang dalam acara Rosi yang tayang di kanal Youtube Kompas TV, Kamis (1/12/2022) kemarin.
Rynecke Alma Pudihang alias Ine, ibunda Richard tak kuasa menahan tangis ketika bercerita tentang perasaan tersiksa yang dialami oleh putranya lantaran harus terseret dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang didalangi oleh sosok Ferdy Sambo.
Tangisan tersiksa Bharada E di balik tahanan: Mereka yang terlibat enak-enak di luar
Baca Juga: Ayah Bharada E Menangis: Pak Sambo Jantan Lah, Jangan Dikorbankan Anak Saya!
Richard yang terseret dalam kasus Brigadir J berkat perintah Sambo akhirnya harus ditahan pada 3 Agustus 2022. Kala ditahan, Richard merasakan derita yang amat sangat. Bahkan Richard pada sebuah kesempatan menelpon sang ibunda sembari menangis dengan penuh rasa tersiksa.
"HP saya bunyi, dia (Ricard) nangis, waktu itu dia bilang mamah, saya sudah tersiksa saya merasa tersiksa ditahan 3 hari, dia bilang," ujar Ine sembari meneteskan air mata.
Ine yang mengangkat telepon tersebut mendengar anaknya harus mengeluh tersiksa di balik tahanan. Putranya tersebut juga sempat menangis lantaran hanya diberi makan berupa nasi dan sayur.
Richard juga dibuat kesal lantaran dirinya harus ditahan sementara dalang pembunuhan Yosua, yakni Sambo kala itu masih bebas menikmati udara segar di luar sel.
"Mama saya sudah sangat tersiksa hanya makan nasi dan sayur dan mereka yang terlibat enak-enak di luar. Saya akan bicara jujur," kata Ine menuturkan saat ditelepon anaknya.
Baca Juga: Menyayat Hati, Permintaan Ibu Bharada E ke Putri Candrawathi: Saya Ingin Anda Jujur
Bharada E akhirnya mau berkata jujur
Akibat derita yang dialami putranya, orang tua Richard langsung memintanya berkata jujur dan mengungkap skenario Sambo.
Richard akhirnya memutuskan untuk datang ke Mabes Polri untuk membeberkan semua fakta di balik tewasnya Yosua yang merupakan rekan satu korsanya sendiri.
"Saya sudah mau jujur malam ini mama, jadi dia bilang sama mama dan bapaknya malam itu harus ke Mabes ketemu dia. Saya menangis lama saat teleponan," kata Ine menirukan ucapan Richard di telepon.
Ine dan suaminya Junus akhirnya menjemput anaknya tersebut dengan kawalan penuh demi melindungi keamanan mereka. Sebab Richard menjadi sosok yang menguak borok Sambo.
Richard akhirnya mau 'bernyanyi' dan mengungkap Sambo sebagai otak yang memberi perintah untuk mengeksekusi mendiang Yosua.
Usai Richard blak-blakan mengaku, orang tuanya menyayangkan insiden tersebut menjadi sinyal berakhirnya kariernya di kepolisian yang tak lain merupakan buah jerit payahnya sendiri.
"Akhirnya dia bikin pengajkuan. Hancur hati saya, dia masuk polisi karena perjuanganya sendiri," kata orang tua Richard.
Kontributor : Armand Ilham