Terungkap Alasan Rumah Orang Tua Bharada E di Manado Sempat Tergembok dan Kosong

Jum'at, 02 Desember 2022 | 16:47 WIB
Terungkap Alasan Rumah Orang Tua Bharada E di Manado Sempat Tergembok dan Kosong
Suasana rumah orangtua Bharada E di Perumahan Tamara Residence, Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado tampak sepi. [BeritaManado.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sunandag Junus Lumiu dan Rynecke Alma Pudihang selaku orang tua Richard Eliezer atau Bharada E mengungkap alasan mengapa mereka meninggalkan rumahnya di Manado. Keterangan ini disampaikan keduanya dalam acara ROSI yang tayang di kanal Youtube KOMPAS TV, Kamis (1/12/2022).

Rosi bertanya mengapa rumah mereka di bulan September 2022 digembok. Padahal saat itu banyak orang yang ingin bertemu. Rosi meminta orang tua Bharada E mengatakan alasannya.

Berdasarkan cerita ibu Richard Eliezer, sejak 20 Juli ia dan suaminya sudah dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua dengan alasan keamanan. Terlebih, saat itu identitas dan wajah anaknya sudah beredar luas dan mereka mengaku sangat takut.

"Kita dari tanggal 20 Juli dijemput Brimob ke Mako Brimob Kelapa Dua untuk keamanan karena fotonya (Bharada E) sudah mulai keluar dan beredar. Kita emang sudah sangat takut saat itu," ungkap Ine dikutip Suara.com dari tayangan Youtube KOMPAS TV.

Baca Juga: Orang Tua Sayangkan Kesetiaan Bharada E ke Ferdy Sambo: Sampai Di Depan Tuhan Aja Berbohong

"Iya demi keamanan. Kita bersyukur sudah dibawa ke Mako Brimob. Richard juga saat itu memang sudah ditahan disana," sambungnya.

Orangtua Richard Eliezer atau Bharada E, terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Sunandag Yunus Lumiu dan Rineke Alma Pudihang mengaku sempat kecewa anaknya sulit untuk jujur. (tangkap layar / ist)
Orangtua Richard Eliezer atau Bharada E, terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Sunandag Yunus Lumiu dan Rineke Alma Pudihang mengaku sempat kecewa anaknya sulit untuk jujur. (tangkap layar / ist)

Kedua orang tua Richard Eliezer mengaku bahwa Brimob membawa mereka memang demi keamanan. Mereka menegaskan bahwa tidak ada ancaman sehingga harus dibawa ke Mako Bromob.

"Iya (demi keamanan)," jawab Ryne.

Junus menjelaskan dibawanya mereka ke Mako Brimob adalah saran dari Richard. Anaknya itu khawatir keselamatan kedua orang tuanya terancam setelah identitas dirinya sebagai pelaku penembakan beredar luas di kalangan masyarakat.

"Itu dari Richard bilang kita disuruh berjaga-jaga," pungkas Junus.

Baca Juga: Tangis Pilu Ibunda Bharada E Lihat Putranya dari Seragam Polisi Jadi Pakai Baju Oranye: Hancur Hati Saya

"Iya disuruh berjaga-jaga takutnya ada ancaman seperti itu," timpal sang ibu.

Di sisi lain, Junus dan Ine memberikan reaksi usai mengetahui anaknya menjadi pelaku penembakan terhadap Brigadir J. Junus mengaku kaget. Keduanya langsung menangis saat itu.

"Saya kaget, Mba. Kita pulang kerja jam 5 sore liat berita di televisi. Saya langsung kaget dan nanya sama mamaknya Icad, itu masalahnya apa. Saya tahu dari situ. Kita langsung nangis," beber Junus.

"Iya langsung menangis dan nanya ke Icad tapi dijawab hanya ada masalah kecil," sahut Ryne sambil sesenggukan tak kuat menahan tangis.

Kedua orang tua Bharada E mengaku menangis karena takut akan hukuman yang harus dijatuhkan kepada anak mereka.

"Ya menangis karena kita tidak terbiasa menghadapi masalah atau kasus seperti ini...takut," ungkap Junus.

"Kan karena dia sudah melakukan perbuatan ini, takut akan hukumannya. Makanya sejak saat itu menangis. Saya setiap hari 'Tuhan mengapa terjadi hal seperti ini'," cerita Ryne yang tampak berat mengucapkan 'penembakan' dan menggantinya dengan kata perbuatan.

"Jadi saya takut dan cuma bisa menangis, karena nggak bisa apa-apa lagi. Apalagi Icad cuma bilang 'nggak apa-apa mak, berdoa aja, tolong doakan disini dan keluarga disana'," sambungnya.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI