Jika dikalikan dengan sampai seorang mahasiswa kedokteran lulus kuliah, maka ia harus membayar total Rp 200 juta. Sebab, normalnya mahasiswa kedokteran menempuh kuliah sampai 10 semester alias lima tahun. Biaya ini tak jauh berbeda baik di perguruan tinggi maupun swasta.
"Kalau 5 tahun itu dikalikan 10 semester, lumayan. Kalau sekarang hampir sama antara (universitas kedokteran) negeri dan swasta sama aja, kebutuhan SPP-nya hampir sama sekitar Rp 20 juta per semester," kata dia lagi.
Prestise alias gengsi masuk jurusan kedokteran juga menjadi salah satu tantangan bagi calon mahasiswa.
Adapun prestise tersebut muncul lantaran prospek pekerjaan yang jurusan kedokteran sangat menggiurkan, yakni tak lain memberikan pintu masuk untuk menjadi dokter dengan bayaran yang tentu menjanjikan.
Berkat cap prestisius, jurusan kedokteran terbilang ramai peminat sehingga seleksi masuk semakin ketat. Para calon mahasiswa harus bersaing dengan satu sama lain untuk masuk diterima di perguruan tinggi jurusan kedokteran.
Mengutip laman bimbel online STAN, passing grade masuk beberapa jurusan kedokteran seperti di UI dan UGM berkisar dari angka 689 hingga 724, yakni sebuah angka yang cukup tinggi untuk nilai tes masuk perguruan tinggi.
Covid-19 menambah minat orang masuk jurusan kedokteran
Pandemi Covid-19 juga turut menambah panjang daftar tantangan masuk jurusan kedokteran.
Mengutip penjelasan Direktur Association of American Medical Colleges (AAMC), Geoffrey Young melalui laman Forbes, pandemi tersebut mendorong publik untuk berbondong-bondong masuk ke jurusan kedokteran.
Baca Juga: Macam-macam Kontroversi Zulkifli Hasan, Terbaru Titipkan Keponakan di Unila?
Para tenaga kesehatan yang menunjukkan kiprahnya membendung pandemi membuat masyarakat kagum, terinspirasi, dan tergerak untuk ikut menjadi dokter.