Suara.com - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon ogah menanggapi hasil survei elektabilitas calon presiden, termasuk di dalamnya gambaran mengenai peringkat Prabowo Subianto dibanding bakal capres lainnya.
Fadli beralasan, hasil survei tidak bisa menjadi acuan. Adapun hal itu disampaikan Fadli saat diminta tanggapan mengenai elektabilitas Prabowo yang menempati peringkat tiga di survei Charta Politika.
"Ya, survei-survei ini kan hanya indikator-indikator saja dan tidak bisa dijadikan pegangan, apalagi dalam satu situasi bakal calonnya ini masih belum jelas," kata Fadli di Sentul, Jawa Barat, Kamis (1/12/2022).
Menurut Fadli hasil yang bisa terlihat pada September 2023. Sementata untuk tahun ini, pelaksanaan Pilpres masih jauh sehingga dinamika masih bisa berubah-ubah.
"Jadi kalau sekarang ini menurut saya tidak bisa menjadi indikator apa-apa kecuali popularitas seseorang. Pada waktunya apalagi ketika sudah ditetapkan siapa calon presiden, apakah nanti ada dua pasang kah atau tiga, itu baru keliatan," kata Fadli.
"Baru kita bisa menilai survei-survei itu reliable, kalau sekarang ini bisa saja bagian dari kampanye politik," sambung Fadli.
Sebelumnya Lembaga survei Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terbaru elektabilitas figur bakal calon presiden jelang Pilpres 2024. Survei itu dilakukan 4-12 November 2022.
Hasilnya nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi paling atas dengan angka 32,6 persen, disusul Anies Baswedan dan Prabowo Subianto di bawahnya.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menjelaskan, dalam survei yang dilakukan pihaknya, responden diberikan pertanyaan 'jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang bapak/ibu/saudara pilih sebagai presiden di antara na-nama berikut ini?'.
Baca Juga: Dukungan untuk Maju Jadi Capres dari Tokoh Politik, Termasuk Presiden, Sangat Diperlukan
Para responden tersebut diberikan sebanyak 10 nama figur bakal calon presiden.