3. Marbinda – Sumatera Utara
Tradisi Marbinda dilakukan dengan cara mengurbankan sejumlah hewan, di mana hewan yang akan dikurbankan adalah hasil iuran atau patungan warga dilakukan sebelum perayaan Natal tiba.
Hewan yang akan dikurbankan biasanya akan tergantung dari sejumlah dana yang terkumpul. Kemudian hasil dari penyembelihan ini akan dibagikan secara merata kepada setiap warga yang ikut berpartisipasi.
4. Meriam Bambu – Flores
Berdasarkan budaya Manggarai dan Flores, sebenarnya meriam bambu menandakan bahwa ada orang yang meninggal dunia. Karena jarak antar kampung yang cukup jauh dan beratnya medan perjalanan, maka warga menggunakan meriam bambu ini untuk mengabarkan jika ada tokoh masyarakat yang meninggal.
Namun belakangan, selain bila ada tokoh masyarakat yang meninggal, meriam bambu juga dibunyikan pada masa Adven dan Natal hingga tahun baru. Tradisi meriam bambu ini menjadi sebuah ungkapan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.
Untuk membuat meriam bambu, abu dapur dan minyak tanah dimasukan ke dalam bambu yang sudah dipahat rapi, kemudian api akan dimasukan ke dalam lubang kecil pada bambu.
5. Kunci Taon – Manado
Pada umumnya semua orang di dunia merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, namun uniknya di daerah Manado merayakan Natal yang berbeda di mana perayaan Natal sudah dimulai sejak awal bulan Desember.
Baca Juga: Pasang Umbul-umbul Natal di Solo, Gibran Rakabuming: Apa yang Salah, Kenapa Harus Didemo?
Mulai tanggal 1 Desember, warga Manado sudah mnenggelar berbagai acara perayaan pra-Natal, sampai dengan puncaknya tanggal 25 Desember. Tidak hanya sampai 25 Desember, setelah acara puncak, para warga juga akan berkunjung ke pemakaman keluarga sebagai bagian dari serangkaian acara Natal. Bahkan para warga juga akan membersihkan area pemakaman serta menghias sekitar area pemakaman dengan bunga segar.