Suara.com - Sebanyak 28 saksi sudah diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya dalam kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada kesamaan antara keterangan saksi dan barang bukti yang disita dari tempat kejadian perkara (TKP). Kendati demikian, penyidik masih mendalami penyebab kematian empat orang anggota keluarga tersebut.
Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim ahli kedokteran forensik.
“Sampai sekarang masih menanti pemeriksaan dari tim ahli dari kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun dari RSCM, UI untuk mencari sebab pasti dari pada kematian ini,” ujarnya pada Rabu (30/11/2022).
Baca Juga: Polisi Sebut Kecil Kemungkinan Ada Tindak Pidana di Kasus Kematian Satu Keluarga Kalideres
Menurutnya, kecil kemungkinan jika keempat orang yang tewas di dalam rumah itu akibat adanya tindak pidana. Penyidik tidak menemukan adanya tanda-tanda orang lain yang masuk ke dalam rumah tersebut berdasarkan hasil olah TKP.
Selain itu, penyidik juga menemukan bahwa pintu dan jendela terkunci dari dalam rumah sehingga tidak ada orang luar dari keluarga tersebut masuk ke dalam rumah.
"Artinya sangat kecil kemungkinan adanya tindak pidana diluar dari pada kegiatan dilakukan oleh empat orang ini di dalam rumah,” jelas Hengki.
Menurutnya, ada kesesuaian antara keterangan saksi dari orang-orang terdekat keluarga itu dan barang bukti yang merujuk pada aktivitas ritual. Penyidik juga menemukan mantra yang tertulis pada sebuah kain dan kemenyan di rumah tersebut.
Namun, ia tidak menjelaskan bunyi mantra yang ditemukan pada beberapa kain.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Ungkap Kasus Liquid Sabu Oleh Jaringan Narkoba Asal Iran
"Memang ada kecenderungan salah satu dari pada anggota keluarga ini, yaitu atas nama Budyanto ini cenderung dominan dan memiliki sikap yang positif terhadap ritual-ritual tertentu," terang Hengki.
Sebelum menemukan tulisan yang merujuk pada mantra-mantra, penyidik sudah lebih dulu menemukan beberapa buku lintas agama. Polisi lantas menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik dan ahli Sosiologi Agama untuk mencari penyebab kematian keluarga tersebut.