Suara.com - Masyarakat di Jepang dan Korea Selatan tengah mengalami perubahan gaya hidup seiring terjadinya resesi seks. Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya krisis demografis lantaran banyak wanita di negara tersebut memilih berhenti melahirkan. Lantas apa itu resesi seks?
Pada 15 November 2022 lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproyeksikan populasi dunia yang mencapai 8 miliar orang. Namun siapa sangka, jika Jepang dan Korea justru mengalami penyusutan populasi. Menurut laporan, Jepang dan Korea Selatan mengalami penurunan tingkat reproduksi dan minat masyarakat untuk memiliki keturunan.
Berdasarkan data pemerintah, negeri Ginseng hanya mencatat tingkat kesuburan sebanyak 0,81 persen di tahun 2021, angka ini terendah sejak pencatatan pertama kali yang dilakukan pada tahun 1899. Padahal idealnya, suatu negara harus memiliki tingkat kesuburan sebesar 2,1 persen untuk tetap menjaga populasi.
Penduduk Korsel mempunyai tingkat kesuburan terendah di dunia dan populasinya yang menua dengan cepat. Jumlah penduduk di Korea Selatan menurun tajam pada tahun 2021 dan diperkirakan akan terus anjlok dalam beberapa dekade. Saat ini, total populasi penduduk asli di Seoul hanya tersisa 9,49 juta jiwa, menurut Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan.
Penurunan populasi juga terjadi di Jepang, Populasi penduduk di Jepang dilaporkan semakin menurun dalam 10 tahun berturut-turut. Populasi Jepang hanya mencapai 125,5 juta pada 1 Oktober 2021. Jumlah ini mengalami penurunan 644 ribu jiwa dari tahun sebelumnya. Penurunan terdebut merupakan yang terbesar sejak tahun 1950.
Populasi anak di negara Sakura juga menurun karena data terbaru menunjukkan jika Jepang mengalami penurunan selama 40 tahun terakhir. Pada tahun 2021, hanya terjadi 831 ribu kelahiran, jumlah tersebut tidak sebanding dengan angka kematiannya yang mencapai 1,44 juta pada tahun yang sama.
Karena faktor penurunan angka kelahiran inilah membuat Jepang dan Korea Selatan berada dalam resesi seks. Terkait hal itu, lantas apa yang dimaksud dengan resesi seks? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Resesi Seks?
Istilah 'resesi seks' muncul karena dilatarbelakangi oleh penurunan rata-rata jumlah aktivitas seksual yang dialami oleh suatu negara sehingga akan mempengaruhi tingkat kelahiran yang rendah.
Baca Juga: Masih Ketat di Grup E Piala Dunia 2022, Berikut Skenario Spanyol dan Jerman Lolos ke 16 Besar