Sosok Anak Bungsu yang Racuni Keluarga di Magelang: DDS Dikenal Aktif, Pernah Daftar Akmil Tapi Gagal

Pelaku yang meracuni keluarganya sendiri, yakni DDS menerima sorotan dan berikut informasi mengenai sosoknya.
Suara.com - Dhio Daffa Syahdilla atau DDS (22) disorot usai meracuni kedua orang tua serta kakaknya hingga tewas. Peristiwa ini terjadi pada Senin (28/11/2022) di Magelang, Jawa Tengah tewas diracun. Korban ini terdiri, Abbas Ashar (58), Heri Riyani (54), dan Dea Choirunnisa (25).
Pelaku sudah diamankan polisi di hari yang sama setelah sebelumnya menjadi saksi. DDS ditangkap usai mengaku meracuni keluarganya. Lantas, seperti apa sosok DDS? Berikut informasi selengkapnya.
Sosok DDS
DDS merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Abbas Ashar dan Heri Riyani. Ia juga adik kandung dari Dhea Choirunnisa, anak pertama keluarga tersebut. Sang ayah diketahui sudah pensiun.
Baca Juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur 2025, Lengkap dengan Cara Belinya Lewat Online!
Abbas sempat bekerja sebagai Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kementerian Keuangan. Sementara itu, Riyani adalah seorang ibu rumah tangga. Dhea dan Dhio merupakan pegawai, namun tidak diketahui tempatnya.
Kakak kandung Riyani, Agus Sutiarso tidak menyangka keponakannya itu membunuh keluarganya sendiri. Ia bercerita jika selama ini mereka tidak pernah ribut. Namun, Dhio dikenal suka menghambur-hamburkan uang.
Kesaksian lain diberikan oleh Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono. Ia menyebut sosok Dhio adalah pribadi yang pendiam. Dhio juga dikenal aktif mengikuti kegiatan warga, seperti pengajian atau pertemuan remaja.
Eko juga mengatakan sepengetahuan dirinya, setelah lulus SMA, Dhio sempat mendaftar di Akademi Militer namun gagal. Sebelum ujian terakhir, DDS mengalami kecelakaan sehingga jari kakinya harus diamputasi.
Membunuh karena Merasa Dibebani
Baca Juga: 3 Jalur Alternatif Mudik ke Magelang Tanpa Macet dari Semarang, Jogja dan Purwokerto
Kepada penyidik, DDS mengaku kesal lantaran ia harus menanggung kebutuhan keluarga yang besar dan menjadi satu-satunya tumpuan utama. Ditambah, sang kakak yang diakuinya tidak dibebankan hal sama.