Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menilai survei terkait elektabilitas calon presiden 2024 dari berbagai lembaga survei rata-rata pesanan pihak tertentu. Pasalnya lembaga survei jarang yang declare sumber pembiayaannya dari mana, bahkan hasilnya lebih condong memuji-muji kandidat capres.
Menurut Rocky, lembaga atau perorangan yang melakukan survei atas dua perintah, yaitu perintah etis atau finansial.
"Selama (lembaga survei) tidak declare dari mana uangnya, berarti dia tidak melakukan secara etis. Jadi gampang saja, kalau anda tidak menyatakannya uangnya dari mana, artinya (survei) anda berbohong. Kan etika itu final," kata Rocky yang dikutip dalam tayangan Youtube Refly Harun, Rabu (30/11/2022).
Dia berujar, setiap hasil survei elektabilitas tokoh tentu ada grafik naik dan turun. Sehingga bila kekinian banyak hasil survei terhadap kandidat capres lebih banyak bagusnya, sama saja dengan memajang baliho di pinggir jalan.
Baca Juga: Anies Baswedan Tak Bisa Nyapres di 2024, Singgung UUD, Rocky Gerung Sebut Bukan Orang Indonesia Asli
"Kita gak tahu yang disurvei apa sebetulnya, elektabilitas? elektabilitas kan teknis saja itu. Kita gak tahu isi otaknya itu, kan yang disurvei seharusnya isi otaknya itu," ujarnya.
"Kalau surveyornya gak punya otak, ya sekedar data yang gak bunyi apa-apa. Sama dengan kita melihat baliho di pinggir jalan, balihonya gambar orangnya doang, warnanya ada yang merah dan ada kuning," sambungnya.
Survei Bacapres
Sebelumnya diberitakan, lembaga survei Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terbaru elektabilitas figur bakal calon presiden jelang Pilpres 2024. Hasilnya nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi paling atas dengan angka 32,6 persen, disusul Anies Baswedan dan Prabowo Subianto di bawahnya.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menjelaskan bahwa dalam survei yang dilakukan pihaknya, responden diberikan pertanyaan 'jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang bapak/ibu/saudara pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?'.
Baca Juga: Warga dan Elite Politik Diajak Cegah Politik Identitas pada Pilpres 2024
Para responden tersebut diberikan sebanyak 10 nama figur bakal calon presiden.
"Pada pilihan tokoh sebagai calon Presiden, Ganjar Pranowo (32.6 persen), Anies R. Baswedan (23.1 persen), dan Prabowo Subianto (22.0 persen) menjadi tiga nama teratas pilihan publik dalam simulasi 10 nama," kata Yunarto dalam paparannya secara daring, Selasa (29/11).
Adapun di bawah tiga nama tersebut, di urutan ke empat ada nama Ridwan Kamil dengan 5,6 persen, lalu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di bawahnya dengan 3,5 persen.
Kemudian ada Sandiaga Uno dengan 2 persen, lalu ada Khofifah Indar Parawansa dengan 1,6 persen, ada juga Puan Maharani dengan angka yang sama 1,6 persen. Di urutan dua terbawah ada Airlanggar Hartarto dengan 1,5 persen, lalu Erick Thohir 1,4.
Sementara dalam survei ini responden yang tidak menjawab atau tidak tahu ada sebanyak 5 persen.
Survei dilakukan pada tanggal 4-12 November 2022, melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Jumlah sampel sebanyak 1220 responden, yang tersebar di 34 Provinsi. Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (2.83 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen.