Satu Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Jalani Ritual, Polisi Gandeng Sosiolog Agama Dalami Bukti Mantra hingga Kemenyan

Selasa, 29 November 2022 | 15:59 WIB
Satu Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Jalani Ritual, Polisi Gandeng Sosiolog Agama Dalami Bukti Mantra hingga Kemenyan
Penampakan saat polisi menggelar olah TKP kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakbar. (Suara.com/Yaumal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi akan menggandeng ahli Sosiologi Agama untuk mengungkap motif kematian satu keluarga di Perum Citra Garden Extension I, Kalideres, Jakarta Barat. Pelibatan ahli Sosiologi Agama ini dilakukan menyusul adanya dugaan aktivitas ritual tertentu yang dijalani salah satu korban atas nama Budyanto (69).

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan ahli Sosiologi Agama ini nantinya akan mendalami beberapa barang bukti berupa buku lintas agama, mantra, hingga kemenyan.

"Kami akan mengundang ahli Sosiologi Agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," kata Hengki kepada wartawan, Selasa (29/11/2022).

Sebelumnya Hengki menyebut berdasar hasil analisa yang dilakukan asosiasi Psikologi Forensik salah satu korban atas nama Budyanto diduga menjalani aktivitas ritual tertentu.

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Polisi Sebut Budyanto Diduga Jalani Ritual Tertentu

"Ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada almarhum Budyanto, bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," ungkap Hengki.

Di sisi lain, Hengki menyebut penyidik juga menemukan barang bukti berupa buku lintas agama, mantra, hingga kemenyan. Barang bukti ini diduga memiliki keterkaitan dengan aktivitas ritual Budyanto.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu. Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra dan kemenyan," bebernya.

Mumifikasi

Hengki sebelumnya mengungkap salah satu faktor kerumitan dalam mengungkap penyebab kematian dalam kasus ini salah satunya karena kondisi jenazah telah menjadi mumi. Pihak kepolisian bersama kedokteran forensik menurutnya masih terus melakukan penelitian terhadap keempat jenazah korban.

Baca Juga: Lagi Asyik Tidur, Seorang Pelaku Penganiayaan Jurnalis di Rengasdengklok Karawang Ditangkap Polisi

"Biarpun ada kerumitan yang cukup tinggi karena sudah terjadi mumifikasi, nanti yang jawab ahlinya," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Sejumlah aparat berjaga saat olah TKP kasus penemuan satu keluarga yang meninggal dunia di Komplek perumahan Citra Garden 1 Extencion Kalideres Jakarta Barat, Rabu (16/11/2022) ini. [Suara.com/Yaumal]
Sejumlah aparat berjaga saat olah TKP kasus penemuan satu keluarga yang meninggal dunia di Komplek perumahan Citra Garden 1 Extencion Kalideres Jakarta Barat, Rabu (16/11/2022) ini. [Suara.com/Yaumal]

Selain mencari tahu penyebab kematian korban, penyidik juga turut mendalami motifnya. Pendalaman terkait motif tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai ahli, salah satunya ahli psikologi forensik.

"Kita harus mencari motif, yang kedua adalah sebab kematian. Ini kami didampingi tim ahli," ujar Hengki.

Meninggal Mei

Hengki ketika itu juga mengungkapkan berdasar hasil penyelidikan awal diketahui salah satu korban atas nama Reni Margaretha Gunawan diduga telah meninggal sejak Mei 2022. Fakta ini terungkap berdasar keterangan saksi dari mediator dan koperasi simpan pinjam yang sempat melakukan survei ke rumah korban.

"Pada saat itu diterima oleh (korban) Budiyanto," ungkap Hengki.

Menurut penuturan saksi, bau bangkai sudah menyengat ketika mereka hendak memasuki gerbang rumah korban pada 13 Mei 2022. Saksi-saksi tersebut bahkan sempat bertanya kepada korban Budyanto Gunawan (69).

"Kepada pihak rumah (ditanya) kok bau seperti ini? dijawab ini bau got," jelas Hengki.

Saksi-saksi dari mediator dan pihak koperasi simpan pinjam itu lantas masuk ke dalam rumah dan diperlihatkan sertifikat rumah yang hendak dijual. Dalam sertifikat rumah tersebut tertulis atas nama Reni Margaretha Gunawan.

"Kemudian ditanyakan ibu Reni ada di mana? 'Sedang tidur di dalam'. Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarakan untuk masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka pegawi ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk lagi," ungkap Hengki.

Petugas itu kemudian menayakan keberadaan Reni. Korban atas nama Dian Febbyana (42) anak dari Reni ketika itu berdalih kalau ibunya sedang tidur.

Ketika masuk kamar Reni, Dian juga melarang saksi-saksi dari mediator dan koperasi simpan pinjam untuk menyalakan lampu kamar dengan alasan ibunya sensitif cahaya.

"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat, dipegang-pegang agak gembur, curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai simpan pinjam ini menghiudpkan flash HP-nya, begitu dilihat yang bersangkutan langsung teriak, Allahuakbar! Ini sudah mayat! di tanggal 13 Mei," tutur Hengki.

Satu Keluarga Tewas

Sebelumnya publik digegerkan dengan penemuan empat jenazah dalam satu keluarga di Perum Citra Garden Extension I, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022. Keempat jenazah tersebut di antaranya Rudyanto Gunawan (71) dan istrinya R. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian Febbyana (42), serta iparnya Budyanto Gunawan (69).

Rudyanto Gunawan dan istrinya R. Margaretha Gunawan ditemukan meninggal di dua kamar berbeda. Sementara Dian Febbyana ditemukan di lantai, dan Budyanto Gunawan ditemukan di sofa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI