Proses penulisan berhubungan erat dengan kemandirian penulis saat pengerjaan skripsi ataupun tesis. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa masih bisa memperoleh bimbingan yang intensif dari pembimbing dengan porsi 60 persen penulis dan juga 40 pembimbing pembimbing. Persentase ini kemudian menurun saat mengerjakan tesis karena penulis harus berperan 80 persen dalam prosesnya. Dan 20 persen lainnya berasal dari pembimbing.
4. Nilai atau Bobot Ilmiah Karya Tulis
Berdasarkan sudut pandang akademik, skripsi mempunyai bobot ilmiah dengan tingkat rendah hingga sedang. Sementara tesis menempati bobot ilmiah sedang hingga tinggi dengan adanya pengembangan dan juga pendalaman teori serta penelitian yang tengah dilakukan.
5. Cara Pemaparan
Dari segi bobot ilmiah, skripsi biasanya lebih dominan pemaparan yang deskriptif. Sedangkan, tesis dipaparkan dengan analitis dan deskriptif.
6. Model Analisis dan Jumlah Rumusan Masalah
Skripsi dengan model analisis rendah hingga sedang, rumusan masalah yang diangkat berkisar satu sampai dua masalah saja. Untuk dapat menyelesaikan tesis, paling tidak penulis harus menemukan tiga rumusan masalah yang menggunakan model analisis tingkat sedang sampai tinggi.
7. Metode Statistik yang Digunakan
Secara umum, skripsi lebih menggunakan uji kualitatif atau uji deskriptif, uji statistik parametrik, uji hipotesis asosiatif, uji statistik non parametrik (chi kuadrat, tes binomial, run test) dan uji hipotesis komparatif. Namun terkadang juga memakai korelasi, regresi, dan uji beda.
Baca Juga: Perhatikan! Ini 4 Tips Memilih Dosen Pembimbing Skripsi agar Cepat Lulus
Sementara, untuk tesis sering kali memakai uji regresi ganda atau kualitatif lanjut, multivariat dan juga multivariat lanjutan (persamaan simultan, regresi logistik, data panel, ekonometrika statis dan dinamis, dan lainnya), SEM, serta path analysis.