Kontroversi Acara Nusantara Bersatu di GBK: Banjir Kritikan, Dinilai Rendahkan Martabat Presiden

Senin, 28 November 2022 | 13:21 WIB
Kontroversi Acara Nusantara Bersatu di GBK: Banjir Kritikan, Dinilai Rendahkan Martabat Presiden
residen Joko Widodo menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Acara akbar Nusantara Bersatu yang digelar di Gelora Bung Karno pada Sabtu, (26/11/2022) lalu kini menimbulkan kontroversi. Pasalnya, acara yang diinisasi oleh Gerakan Relawan Jokowi ini mengangkat unsur politik dan sempat meresahkan masyarakat sekitar.

Acara yang digelar oleh relawan Jokowi itu lantas menjadi sorotan banyak pihak, tak terkecuali politikus dan pengamat politik. Selain itu, warganet juga turut menyoroti lokasi acara, yaitu GBK yang notabene sempat dilarang digunakan karena untuk persiapan Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang.

Lalu, apa saja kontroversi yang terjadi? Simak inilah selengkapnya.

Kehadiran Jokowi jadi pertanyaan

Baca Juga: Tak Terbitkan Peraturan Pj Kepala Daerah, Jokowi dan Mendagri Digugat ke PTUN Jakarta

Ribuan relawan dari berbagai daerah di DKI Jakarta dan provinsi lain memadati Stadion utama Gelora Bung Karno untuk memberikan dukungan terhadap kepala negara tersebut pada Sabtu (26/11/2022).

Kehadiran Presiden Jokowi untuk menyapa para relawannya tersebut pun menjadi sorotan karena dianggap bukan dalam momentum yang pas, terutama akhir-akhir ini Indonesia dilanda beberapa bencana, termasuk bencana gempa di Cianjur sehingga kehadiran Jokowi di tengah para pendukungnya ini seolah tidak mencerminkan sikap empati.

Teriakan 3 periode oleh para simpatisan

Kehadiran para relawan ini pun juga disoroti usai berbagai video yang viral di media sosial menunjukkan banyaknya relawan yang berteriak soal 3 periode, menandakan dukungan mereka terhadap Jokowi untuk tetap menjadi presiden mereka di pemilu 2024 mendatang.

"Presiden! Tiga periode!" ujar simpatisan yang berada di sana.

Baca Juga: Nyelekit! PDIP Kritik Pertemuan Akbar Relawan di GBK: Jangan Reduksi Keberhasilan Jokowi Pakai Manuver Tak Berguna

Kode-kode Jokowi soal capres

Tak hanya kehadirannya, pernyataan Jokowi soal pemimpin Indonesia juga menjadi sorotan. Pasalnya, orang nomor satu di Indonesia ini menyebut bahwa pemimpin yang memikirkan rakyatnya adalah pimpin dengan rambut putih.

Pernyataan ini pun sempat disoraki oleh para simpatisan, namun akhirnya Jokowi melanjutkan pernyataannya dengan pesan-pesan lainnya.

Kekecewaan simpatisan soal shalawat

Kehadiran ribuan simpatisan dari berbagai daerah di Indonesia ini ternyata juga menimbulkan kekecewaan. Pasalnya, susunan acara Nusantara Bersatu yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno ini awalnya disinyalir akan menampilkan shawalat Qubro bersama.

Namun, sesampainya di  sana dan hingga acara selesai digelar, rencana Shalawat Qubro bersama ternyata tidak terealisasi. Salah satu relawan asal Tegal, Jawa Tengah bernama Sumitri pun menumpahkan kekecewaannya tersebut.

"Ya ada senangnya, ada enggaknya (sudah hadir di acara Nusantara Bersatu). Tadi katanya mau shalawat qubro tapi ternyata ini enggak, beda (dari jadwal). Saya kecewanya di situ sih" ujar Sumitri.

Hasilkan sampah berton-ton

Tak hanya soal teknis dan acara, pagelaran temu akbara Relawan Jokowi ini juga menyebabkan sampah yang terkumpul hingga berton-ton di sekitaran Sudirman dan Senayan karena acara ini yang sudah digelar.

Para warga di sana pun mengeluhkan banyak sampah makanan dan plastik berhamburan sehingga acara ini pun disesalkan untuk digelar oleh banyak pihak.

Dinilai merendahkan martabat presiden

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengkritik acara Nusantara Bersatu yang diadakan oleh sekelompok relawan yang menggunakan nama Presiden Jokowi.

Ia menyesalkan bahwa acara tersebut tidak tepat dengan momentumnya. Selain itu, biaya yang dikeluarkan tinggi dan hanya merendahkan kepemimpinan Presiden Jokowi.

Selain itu, Deddy menilai bahwa Presiden Jokowi telah dijebak para inisiator dari kegiatan ini dan Presiden tidak mungkin bisa mengelak jika sukarelawannya memanggil hingga terpaksa datang.

“Saya yakin Pak Jokowi terpaksa datang ke acara itu, bukan kemauan beliau”, ungkap Deddy.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI