Sanksi Oknum Perwira Polisi Terduga Pemerasan Kasus Arloji Mewah Disunat, ISESS: Tak Sesuai Semangat Kapolri

Senin, 28 November 2022 | 08:12 WIB
Sanksi Oknum Perwira Polisi Terduga Pemerasan Kasus Arloji Mewah Disunat, ISESS: Tak Sesuai Semangat Kapolri
Suasana di depan Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (31-3-2021). ANTARA/Laily Rahmawaty/am.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kombes Pol RI atau Rizal Irawan terduga pelaku pemerasan terhadap pelapor kasus penipuan arloji mewah Richard Mille, Tony Sutrisno dikabarkan mendapat keringanan sanksi demosi dari 5 tahun menjadi 1 tahun.

Pengamat kepolisan dari Institute for Security and Strategic (ISESS), Bambang Rukminto menilai keringanan saksi terhadap anggota yang bermasalah itu bertolak belakang dengan komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam memberantas pelaku pungutan liar atau pungli.

"Ini menjauh dan bertolak belakang dengan semangat pemberantasan pungli yang disampaikan Kapolri," kata Bambang kepada wartawan, Minggu (27/11/2022).

Bambang juga menilai Wakapolri Komjen Pol Gatot Edy Pramono permisif jika benar sebagai pihak yang merekomendasikan keringanan saksi bagi Kombes Pol RI. Menurutnya, tindakan pungli tersebut seharusnya justru diproses secara pidana bukan hanya etik.

Baca Juga: Percobaan Pemerasan Jaksa Kejati Jateng, Kamaruddin Simanjuntak Minta Keadilan pada Jaksa Agung dan Ajak Awasi Sidang Praperadilan

"Yang lebih penting harusnya juga proses pidana terkait pemerasan maupun pungli juga harus ditindak lanjuti," jelas Bambang.

Kompolnas Lapor Polri

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebelumnya juga mengklaim akan berkoordinasi dengan Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) hingga Divisi Propam Polri terkait adanya dugaan pemerasan anggota Polri ini.

Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim mengatakan, koordinasikan dilakukan sekaligus untuk mendalami kebenaran isi diagram atau bagan pemerasan yang di dalamnya menyeret nama Irjen Pol AR.

"Tentu ini penting untuk didalami dan kita akan mencoba koordinasikan dengan pihak pengawas internal, baik inspektorat pengawasan umum atau terkait pengawasan etika profesi di Propam," kata Yusuf kepada wartawan, Minggu (30/10/2022).

Baca Juga: Tour de Siak 2022 Direncanakan Bakal Dibuka Kapolri Listyo

Dalam diagram yang beredar, dugaan pemerasan ini disebut mencapai angka Rp3,7 miliar. Pemerasan diduga terjadi saat AR masih menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri.

Selain AR ada nama anggota Polri lainnya yang disebut dalam diagram, yakni Kanit berinisial Kompol A dan Kasubdit V Dittipidum Bareskrim Polri Kombes RI.

"Kompolnas sebagai pengawas fungsional yang menilai dan memantau kinerja Polri, kami akan koordinasikan adanya bagan-bagan semacam ini ke pihak pengawas internal," ungkap Yusuf.

Tony awalnya melaporkan kasus dugaan penipuan dan penggelapan jam tangan mewah Richard Mille seharga Rp77 miliar ke Bareskrim Polri pada 26 Juni 2021. Laporan ini teregistrasi dengan Nomor: ST/265/VIL2021/Bareskrim Polri.

Dalam perjalanannya, Tony mengklaim dimintai uang sebesar 19 ribu dollar Singapura jika kasus tersebut ingin diproses secara cepat. Tony lantas melaporkan dugaan pemerasan ini ke Divisi Propam Polri. Namun, sesaat setelah melaporkan dugaan pemerasan tersebut, kasus penipuan yang dilaporkannya dihentikan dengan alasan tidak ditemukan adanya unsur pidana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI