Suara.com - Polisi baru-baru ini mengungkap fakta terbaru kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, yang ditemukan mengering. Salah satu korban telah mengalami mumifikasi di kamar.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, korban tersebut yakni Reni Margaretha (68).
Di samping korban, polisi menemukan jenazah anaknya yakni Dian Febbyana (42). Kedua jenazah korban ditemukan dalam kondisi terawat.
"Pada saat di TKP, posisi Dian di dalam kamar bersama jenazah ibunya yang sudah terjadi mumifikasi, namun terlihat terawat," ujar Hengki kepada wartawan, Sabtu (26/11/2022).
Baca Juga: Fakta Sosok Dian Anggota Keluarga Kalideres: Perilakunya Janggal, Masih Sisiri Mayat Ibu
Tak hanya itu, alas tidur yang dipakai oleh kedua korban ditemukan dalam kondisi rapi.
Hengki menambahkan, korban Dian ditemukan dengan kondisi memeluk guling dan ruangan kamar terkunci.
"Maksudnya alas tidurnya rapi, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya. Jenazah Dian ada di sebelahnya sambil memeluk guling, dan kamar di kunci dari dalam," papar Hengki.
Feses Korban Dicek di Laboratorium
Sebelumnya, polisi meneliti feses para korban satu keluarga tewas di Kalideres. Pengecekan dilakukan di laboratorium.
Baca Juga: Rentetan Misteri yang Belum Terpecahkan Dalam Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres
"Berdasarkan keterangan kedokteran forensik kami menemukan feses dan ini kami harus teliti di laboratorium ini mengandung apa kan harus diteliti lagi," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Menurut Hengki, hasil penelitian terhadap feses tersebut sangat penting. Sehingga diharapkan dapat mengungkap atau bahkan mematahkan praduga selama ini di balik penyebab kematian korban.
"Apakah arti dari temuan autopsi itu nanti ahli yang akan mengatakan. Apakah bisa mengungkap atau mematahkan praduga selama ini, kita sedang teliti itu," katanya.
Tewas Sejak Mei
Hengki juga mengungkapkan berdasar hasil penyelidikan awal diketahui, salah satu korban atas nama Reni Margaretha Gunawan diduga telah meninggal sejak Mei 2022. Fakta ini terungkap berdasar keterangan saksi dari mediator dan koperasi simpan pinjam yang sempat melakukan survei ke rumah korban.
"Pada saat itu diterima oleh (korban) Budiyanto," ungkap Hengki.
Menurut penuturan saksi, bau bangkai sudah menyengat ketika mereka hendak memasuki gerbang rumah korban pada 13 Mei 2022. Saksi-saksi tersebut bahkan sempat bertanya kepada korban Budyanto Gunawan (69).
"Kepada pihak rumah (ditanya) kok bau seperti ini? Dijawab ini bau got," jelas Hengki.
Saksi-saksi dari mediator dan pihak koperasi simpan pinjam itu lantas masuk ke dalam rumah dan diperlihatkan sertifikat rumah yang hendak dijual. Dalam sertifikat rumah tersebut tertulis atas nama Reni Margaretha Gunawan.
"Kemudian ditanyakan ibu Reni ada di mana? 'Sedang tidur di dalam'. Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan untuk masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk lagi," ungkap Hengki.
Petugas itu kemudian menanyakan keberadaan Reni. Korban atas nama Dian Febbyana (42) anak dari Reni ketika itu berdalih kalau ibunya sedang tidur.
Ketika masuk kamar Reni, Dian juga melarang saksi-saksi dari mediator dan koperasi simpan pinjam untuk menyalakan lampu kamar dengan alasan ibunya sensitif cahaya.
"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat, dipegang-pegang agak gembur, curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat yang bersangkutan langsung teriak, Allahuakbar! Ini sudah mayat! di tanggal 13 Mei," tutur Hengki.