Suara.com - Pengunjuk rasa asal Iran menerima konfrontasi dari petugas keamanan serta pendukung pemerintahan Iran ketika hadir untuk menyaksikan laga Piala Dunia melawan Wales di Stadion Ahmad Bin Ali, Qatar.
BBC melaporkan, dalam pertandingan Jumat (25/11) waktu setempat itu, beberapa pengunjuk rasa mengatakan bendera mereka diambil, dan mereka juga diteriaki dan dilecehkan. Beberapa orang yang mengenakan kaos bertuliskan “wanita, kehidupan, kebebasan” juga disebut menerima penghinaan.
Petugas keamanan stadion juga menyita kaos dan barang-barang lain yang menunjukkan pesan anti-pemerintah.
Seorang pendukung timnas Iran menyebut polisi Qatar memintanya untuk menghapus nama-nama pengunjuk rasa yang dibunuh oleh pasukan keamanan Iran dari lengan dan dadanya, usai adanya keluhan dari penonton lain yang pro-pemerintah Iran.
Sementara itu, wanita lainnya mengatakan ia dilarang mengenakan kaus bergambar wajah Mahsa Amini di stadion.
Amini (22) merupakan seorang perempuan asal Iran yang ditangkap pada bulan September lalu oleh “polisi moral” di negara itu karena dianggap tidak menggunakan penutup kepala dengan benar. Ia meninggal dunia tiga hari kemudian ketika masih menjadi tahanan polisi.
Usai kematiannya, gelombang protes terjadi di Iran, di mana para pengunjuk rasa menuntut adanya kebebasan. Pemerintah Iran merespons unjuk demonstrasi dengan represif, dan beberapa pengunjuk rasa telah dilaporkan meninggal dunia.
Selain disitanya barang-barang yang dianggap membawa pesan anti pemerintah, beberapa penonton wanita asal Iran yang memberikan wawancara kepada pers asing tentang gelombang protes di negara mereka juga terlihat diganggu oleh setidaknya satu kelompok pria.
Selain penonton, pemain tim nasional Iran juga telah secara terbuka menyampaikan pandangan mereka terkait masalah dengan menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan Piala Dunia pertama melawan Inggris awal pekan ini.