Suara.com - Usai Thanksgiving, masyarakat AS (Amerika Serikat) biasanya akan rayakan Black Friday yang jatuh setiap hari Jumat terakhir pada bulan November. Lantas apa itu black friday? Mari simak penjelasannya berikut ini.
Sebelum mengetahui apa yang dimaksud black friday, mari ketahui terlebih dulu apa itu Thanksgiving. Jadi, thanksgiving ini perayaan yang biasa dilakukan setiap hari kamis terakhir oleh masyarakat AS. Setelah hari Thankgiving, masyarakat AS akan merayakan black friday.
Lalu, apa itu black friday? Untuk selengkapnya, mari simak ulasannya berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber.
Apa Itu Black Friday?
Baca Juga: PONDS Glow Stage, Belanja Online Jadi Semakin Seru
Black Friday (Jumat Hitam) merupakan hari libur tak resmi untuk para karyawan di Amerika Serikat. Jadi, hari libur diberikan sejak libur resmi perayaan Thanksgiving hingga akhir pekan di bulan November. Pada perayaan black friday juga sudah menyebar ke negara-negara lainnya.
Menariknya, pada saat perayaan Black Friday ini toko-toko umumnya memberikan penawaran khusus serta diskon besar-besaran yang tentunya sayang jika dilewatkan.
Bahkan, tak jarang juga para penjual akan lebih lama membuka tokonya guna memikat pembeli. Hari tersebut juga menandakan bahwa telah musim belanja Natal telah dimulai
Namun dibalik perayaan black friday, ada beberapa kisah kelam yang membuat perayaan black fiday memiliki konotasi negatif. Adapun salah satu kisah kelam tersebut yaitu terjadi pada tahun 1950-an.
Pasa kala itu, terjadi kerusuhan di Philadelphia, sehari usai perayaan Thanksgiving. Pada saat itu, usai pertandingan banyak pengunjung yang belanja di toko-toko Philadelphia. Namun, ada para pengutil yang merampok barang dagangan ditengah keramaian tersebut.
Namun, karena petugas menjaga keamanan pada saat itu sedang bekerja ekstra dalam menangani padatnua lalu lintas padat. Sehingga mereka kewalahan untuk mengamankan kondisi yang makin tak kondusif.
Peristiwa kelam sehari usai libur Thanksgiving tersebut pun membuat Black Friday mempunyai konotasi negatif. Untuk menghilangkan konotasi negatif tersebut, pqda pahun 1961, pedagang di Philadelphia telah mencoba untuk mengubah istilah Black Firday jadi Big Friday. Namun, upaya tersebut tidak berhasil.
Sampai akhirnya pada tahun 1980-an, para pedagang menemukan cara menghilangkan konotasi negatif pada perayaan Black Friday sehingga menjadi lebih positif. Adapun caranya dengan memanfaatkan konsep keuntungan 'merah ke hitam' serta adanya diskon besar-besaran.
Cara itu rupanya berhasil. Hingga saat imi, istilah Black Friday pun lebih dikenal dengan hari belanja dan diskon besar-besaran usai Thanksgiving dan jelang perayaan hari raya Natal.
Demikian informasi mengenai apa itu black friday dan asal usulnya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kontributor : Ulil Azmi