Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa ada percakapan lewat pesan satu arah yang terlihat penuh emosi negatif. Disebutkan pengirimnya merupakan seorang perempuan. Namun, siapa sosoknya masih menjadi sebuah misteri hingga kini.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, di sela-sela pesan penuh emosi itu ada penggunaan bahasa Inggris dan kata-katanya terlihat sangat rapi.
"Kemudian kami temukan komunikasi satu arah, dari satu HP ke HP yang lain. Jadi banyak sekali kata-katanya berisi emosi yang bersifat negatif yang sedang didalami pihak psikologi forensik," kata Hengki Haryadi.
Bukan Pemilik yang Menjual Aset
Kepolisian memastikan sejumlah barang milik satu keluarga itu tidak hilang, melainkan dijual satu per satu. Di antaranya kulkas, blender, televisi, AC, mobil, dan kendaraan roda dua. Ada pula sertifikat rumah yang tertulis atas nama Reny Margaretha Gunawan.
Barang-barang itu diduga dijual oleh Budyanto Gunawan yang merupakan adik dari Rudyanto. Budyanto sempat menemui pegawai koperasi simpan pinjam yang meninjau rumah Kalideres saat Margaretha diketahui telah meninggal dunia pada 13 Mei lalu.
Hal yang janggal, mengapa aset milik Margaretha dan Rudyanto dijual oleh Budyanto. Belum bisa dipastikan juga apakah kedua orang itu mengetahui dan menyetujui barang-barangnya dijual oleh Budyanto.
Mayat Ibu Masih Disisiri dan Diberi Susu
Anak dari anggota keluarga, Dian rupanya masih menyisiri rambut dan memberi susu kepada ibunya yang sudah jadi mayat. Keterangan ini diungkap pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berinteraksi dengan mereka.
Baca Juga: Pengaruh Ferdy Sambo Disebut Masih Kuat, Kasus Kalideres Alihkan Perhatian, Pakar: Jangan Lengah!
Kepada pegawai koperasi itu, Dian sempat mengatakan bahwa ibunya yang terbaring di tempat tidur masih hidup. Ia juga mengaku masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya yang mulai rontok.