Ikut Usut Kasus Tewasnya Prada Indra di Papua, DPR Yakin Panglima Jendaral Andika Terbuka

Rabu, 23 November 2022 | 18:26 WIB
Ikut Usut Kasus Tewasnya Prada Indra di Papua, DPR Yakin Panglima Jendaral Andika Terbuka
Foto Anggota Koopsud III, Prada Mochamad Indra Wijaya sesama hidup. (Dok keluarga Prada Indra)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi I DPR RI fraksi Golkar, Dave Akbarsah Fikarno Laksono, mengatakan, pihaknya akan mendalami dulu adanya kabar seorang anggota Komando Operasi Udara (Koopsud) III bernama Prada Mochamad Indra Wijaya meninggal dunia dengan kondisi wajah jenazah penuh darah dan badan lebam-lebam.

"Ini harus kami dalami dulu yah," kata Dave saat dihubungi, Rabu (23/11/2022).

Kendati begitu, Dave meyakini kasus tersebut bakal segera direspons oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Selama ini, menurutnya Jenderal Andika selalu terbuka.

"Selama ini sih Panglima (Jenderal Andika) selalu melakukan penyidikan terbuka," ungkapnya.

Baca Juga: Mirip Kasus Brigadir J, Panglima TNI Didesak Turun Tangan Usut Kematian Prada Indra

Lebih lanjut, ia mengatakan, Panglima TNI akan melakukan penyelidikan lebih dalam soal kasus tersebut. Hal itu sudah menjadi komitmen untuk institusi TNI.

"Pasti panglima akan menyidik lebih dalam, karena memang komitmen beliau untuk terus mereformasi dalam tubuh TNI."

Kejanggalan Versi Keluarga

Sebelumnya, Prada Indra meninggal dunia dengan kondisi wajah jenzah penuh darah dan badan lebam-lebam. Pihak keluarga membeberkan berbagai kejanggalan di balik kematian korban yang diklaim atasannya karena kelelahan usai berolahraga di Biak, Papua.

Salah satu keluarga korban menuturkan, pihaknya mendapat kabar Prada Indra meninggal dunia pada Sabtu (19/11/2022) sekitar pukul 02.25 WIB dini hari. Kabar tersebut disampaikan lewat pesan WhatsApp atau WA atas nama Kolonel Adm Veradiyanto.

Baca Juga: Misteri Kematian Prada Indra: Keluarga Hanya Terima Kabar Lewat WA, Peti Tergembok

Foto Anggota Koopsud III, Prada Mochamad Indra Wijaya sesama hidup. (Dok keluarga Prada Indra)
Foto Anggota Koopsud III, Prada Mochamad Indra Wijaya semasa hidup. (Dok keluarga Prada Indra)

"Jadi WhatsApp itu hanya dikasih tau meninggal, tidak dikasih tahu sebabnya," tutur keluarga korban saat dihubungi, Selasa (22/11/2022).

Selanjutnya, pihak keluarga melakukan panggilan video untuk mengetahui kondisi pasti Prada Indra.

Dalam panggilan video tersebut, pihak keluarga diperlihatkan kondisi jenazah Prada Indra yang sudah dalam posisi mata, hidung, dan mulut ditutup kapas.

"Pihak keluarga juga bilang, 'coba pak dibuka' dari sana itu terus ngasih argumen 'maaf ibu ini sudah di dalam pemeriksaan, sudah tidak bisa, ini udah dimandikan'. Tapi yang janggalnya itu mas proses pemandiannya pun kita tidak diberi tahu," katanya.

Menurut penuturan atasannya kepada pihak keluarga, Prada Indra ditemukan dalam kondisi pucat dan kaku di kamar mess pada Sabtu (19/11/2022) sekitar pukul 01.00 WIT dini hari. Sebelumnya itu Prada Indra disebut bermain futsal sejak pukul 20.00 hingga 23.00 WIT.

"Dari sana itu memberikan info berita kematian almarhum didiagnosa utama sudden cardiac arreis. Jadi bahasanya itu kayak serangan jantung dadakan dan tidak adanya ion mineral dalam tubuh," jelasnya.

Penampakan petugas memasukan jenazah anggota Koopsud III, Prada Mochamad Indra Wijaya ke peti jenazah. (Dok keluarga Prada Indra)
Penampakan petugas memasukan jenazah anggota Koopsud III, Prada Mochamad Indra Wijaya ke peti jenazah. (Dok keluarga Prada Indra)

Peti Mayat Digembok

Pada Sabtu (19/1/2022) sekitar pukul 19.00 WIB jenazah Prada Indra tiba di rumah duka di Karawaci, Tangerang Kota, Banten. Jenazah diantar oleh Mayor Adm Triyanto selaku perwakilan yang menyerahkan jenazah Prada Indra ke pihak keluarga.

Kepada pihak keluarga, Mayor Adm Triyanto menjelaskan seperti keterangan sebelumnya bahwa Prada Indra meninggal karena kelelahan dan dehidrasi.

Di sisi lain, kesatuan tempat Prada Indra berdinas di Biak, menyarankan pihak keluarga untuk segera menguburkan jenazah setibanya di Jakarta. Alasannya, agar bisa dilakukan secara upacara kedinasan.

"Terus pihak keluarga meminta izin untuk dibukakan peti. Nah pihak sana (tempat almarhum berdinas di Biak) tidak menolak sih, boleh. Tapi yang janggalnya, itu peti kan digembok, nah gemboknya itu tidak diberikan kuncinya kepada kami. Itu kejanggalan pertama," bebernya.

Lantaran curiga, pihak keluarga akhirnya membuka paksa peti jenazah Prada Indra yang tergembok tersebut. Mereka kaget ketika melihat kondisi jenzah Prada Indra penuh darah di bagian wajah dan lebam di beberapa bagian tubuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI